Mohon tunggu...
Gusrina Fauzana
Gusrina Fauzana Mohon Tunggu... Guru - Seseorang yang sedang belajar untuk menjadi pribadi yang bermanfaat

Ibu dari tiga orang putra ini memiliki hobi jadi pejuang literasi mengajak para orangtua untuk mengenalkan buku pada anak sedari dini

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

My Journey With Books

7 Maret 2024   21:24 Diperbarui: 7 Maret 2024   21:43 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perpustakaan mini di rumah(sumber : Dokumen Pribadi)

Saat menetap dipulau ini saya dan suami berlangganan tabloid intisari selama dua tahun, cukuplah untuk bahan bacaan setiap bulannya. Kemudian ketika punya anak pertama, saya awalnya iseng mencari-cari mainan edukasi untuk anak bayi. Dan tersasar saya dengan buku bantal atau buku kain. Sangat menarik memang, bukunya terbuat dari kain yang ada gambar dan ceritanya. Berisikan dakron sehingga terasa empuk. Buku itu saya belikan saya si sulung belum genap berusia 6 bulan. Setiap hari satu buku selalu tersedia di walkernya, sehingga setiap diajak ber jalan-jalan oleh neneknya, atau oleh siapapun yang mengajaknya bermain akan otomatis siap membacakan buku untuknya. 

Si sulung dan adiknya dibacain buku(sumber : dokumen pribadi)
Si sulung dan adiknya dibacain buku(sumber : dokumen pribadi)

Ada 8 buku kain bertema binatang yang saya beli ketika itu, dengan harga 375.000 untuk 8 buku. Sangat worth it lah, karena bukunya awet, bisa dicuci, menarik dan pastinya sangat aman saat dipegang sikecil. Namun hanya 6 buku yang menjadi koleksi si kecil, karena dua bukunya dibeli tetangga gara-gara kepengen juga punya buku seperti milik si sulung. Disanalah jiwa orang minang saya bergejolak. Dengan harapan bisa menambah koleksi buku kain si sulung dari keuntungan jualan, mulailah saya berjualan buku bantal menggunakan media sosial. Cukup laris ketika itu, karena ternyata tidak banyak yang tahu dengan buku kain, jadilah teman-teman seangkatan bahkan kakak dan adik kelas yang rata-rata berstatus ibu muda, menjadi pelanggan saya. 

Mungkin karena pencarian saya di google hanya bertema buku dan mainan edukasi, maka bermuaralah saya pada buku halo balita. Buku yang menarik, karena dirancang dengan tema-tema yang sesuai dengan tahapan usia si kecil, membuat saya berharap suatu saat bisa menghadirkannya untuk si sulung. Harganya yang lumayan menguras kantong untuk satu paketnya, membuat saya harus menabung sambil memutar otak mencari cara. Mengandalkan keuntungan jualan buku kain, pasti tidak akan cukup, karena target awalnya hanya untuk menambah koleksi buku anak secara gratis. 

Ketika si sulung berusia 11 bulan kurang, dan di perut sudah ada bayi 7 bulan, alhamdulillah tabungan pertama saya cukup untuk meminang satu paket buku halo balita. Harganya yang fantastis menghabiskan gaji satu bulan, membuat keputusan saya bulat untuk bergabung menjadi book advisor mandira. Mulailah saya berkenalan dengan buku-buku premium dari Mandira, yang ternyata makin banyak tahu semakin jadi pengen semua buku-buku itu, hehe... 

Alhamdulillah, dengan menyisihkan komisi penjualan buku, plus keuntungan penjualan clodi (oh iya, saya juga sempat jadi distributor clodi sebuah merek), akhirnya perpustakaan mini untuk anak-anak kesampaian sudah. Lengkap koleksi dari Mandira, saya beralih ke buku-buku Tigaraksa. Semua buku, mainan edukasi bahkan perlengkapan memasaknya pun, beberapa bisa dimiliki. Lengkap koleksinya, saya berpindah lagi ke Sigma Daya Insani, alhamdulillah semua yang diterbitkan saat itu sudah berpindah ke rak buku anak-anak. 

Step by step menuju perpustakaan impian (sumber : dokumen pribadi)
Step by step menuju perpustakaan impian (sumber : dokumen pribadi)

Jika ditanya sekarang, tentu saja ada buku baru yang selalu terbit setiap tahunnya. Tapi disaat si sulung mulai sekolah, kemudian disusul ditengah, dan sekarang ketiganya sudah bersekolah semua, saya tidak sempat lagi berbagi kabar tentang buku-buku yang lagi diskon, promo atau sebagainya. Selain koleksi anak-anak sudah cukup lengkap, adapun keluar buku baru, kebanyakan peruntukannya untuk balita, yang anak-anak sudah melewati masa itu. 

Sekarang disaat fokus memikirkan dan merencanakan keuangan untuk sekolahnya, alhamdulillah disaat mereka sudah memasuki tahapan fasih membaca, dimana tahapan ini butuh buku-buku untuk menyalurkan keinginan membaca, anak-anak tinggal memilih buku mana yang mau mereka baca. Jangan sampai mereka asal pilih buku, asal ketemu buku, asal bisa membaca, sehingga tak jarang bertemu buku yang belum saatnya dibaca oleh anak sekolah dasar. Jangan sampai seperti kami kecil dulu, kelas satu SD sudah berkenalan buku petruk, buku wiro sableng, mungkin bahkan novel mira W, dan sebagainya. Tidak ada yang salah sebenarnya dengan buku-buku itu. Hanya saja peruntukannya bukan untuk anak SD yang baru bisa membaca. 

Tumbuh Kembang

Anak sulung saya suka buku. Suka sekali dibacakan buku. Satu-satunya kondisi yang membuat dia bisa diam duduk anteng hanyalah saat berinteraksi dengan buku. Apakah itu dibacakan, atau bermain sendiri membolak balik halaman seolah-olah sudah bisa membaca. Namun saat tak ada buku, siap-siap untuk selalu waspada, karena si sulung akan bergerak kian kemari, melompat berlari kesana kesini seakan energinya selalu ada tak pernah habis. 

Si sulung suka buku dan selalu dibacakan buku sebelum tidur sejak usia 6 bulan hingga sekarang usianya 8 tahun 8 bulan. Tapi sebelum usianya genap 4 tahun, tak banyak kata yang terucap dari mulutnya. Kami sempat curiga si sulung speechdelay, tapi mencoba mengabaikan karena belum siap dengan vonis dokter. Namun akhirnya, saat usianya tepat 4 tahun, dan adiknya yang no. 3 lahir, kata-kata begitu lancar keluar dari mulutnya. Sangat teratur dan kaya kosakata dengan nada yang santun, seperti bahasa dalam buku favoritnya. Sehingga si sulung kami juluki "anak halo balita".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun