Tapi yaitu, seperti ogah meninggalkan rumah untuk kembali ketempat rantau, kelihatan agak malas siap-siap sehingga mepet jam 6 pagi baru siap berangkat.
Jam 6 kurang 5 menit baru keluar rumah, awal-awal masih bisa melaju dengan kecepatan lumayan,tetapi sesampai dipasar Cilimus mulai deh merayap karena padat.
Lewat pasar Cilimus tidak jauh dari Puskesmas Cilimus sudah disambut dengan genangan air diljalan berlobang yang cukup luas, sehingga mau tidak mau terjadi antrian kendaraan yang berhati-hati melintasi genangan air dijalan berlobang itu.
Dari arah Garut, kendaraan pun padat sehingga praktis tidak bisa menyalip kendaran didepan, dan pasrah dalam antrian laju merayap.
Waktu yang tertulis di dashboard menunjukkan semakin dekat keangka menit ke 30 sehingga tepaksa saya agak memaksa berjalan dengan kecepatan lebih dan berusaha mencari kesempatan menyalip kendaraan yang ada didepan.
Dan akhirnya Alhamdulillah jam 06:30 kurang 7 menit saya sampai di stasiun KAI Garut Kota.
Dengan agak terburu karena mepetnya waktu, saya mengantarkan sambil berjalan berpesan sebagaimana layaknya orang tua yang melepas anaknya yang akan merantau meneruskan studinya, dan alhamdulillah bisa checkin dan segera masuk kedalam gerbong KA sesuai tiket.
Saya tilpon, "Gimana sudah duduk?"
"Sudah ya, sudah ditempat duduk sesuai tiket." jawaban diujung tilpon.
"Ok hati-hati banyak doa, belajar yang sungguh-sungguh, mudah-mudahan berhasil sukses." pesan saya.