Kata hilal mungkin akan sering dibicarakan orang ketika datangnya bulan Ramadhan dan Bulan Syawal.
Karena kedua bulan itu akan membuat perputaran kehidupan dinegara kita berbeda setiap tahun.
Indonesia dengan penduduknya yang mayoritas beragama Islam, bisa dipastikan peristiwa bulan Ramadhan dan Syawal akan ramai dibicarakan karena bertepatan dengan penyelenggaraan ibadah bulan puasa Ramadhan dan kemeriahan hari raya Iedul Fitri.
Padahal peristiwa pergantian bulan ya selalu terjadi, setiap bulan tentunya.
Karena hilal adalah sebagai acuan pergantian bulan Qomariah.
Meskipun dalam penentuan permulaan pergantian bulan Qomariah ada dua mazhab, ada yang memakai hisab ada yang memakai cara rukyat atau pengamatan.
Hal ini membuat sayapun tertarik  untuk ikut penasaran, sebenarnya seperti apa sih penampakan hilal itu.
Sehingga sayapun membeli teleskop sebagai alat bantu untuk melakukan pengamatan hilal disetiap pergantian bulan Qomariah.
Selama ini saya belum pernah berhasil sih ya, sampai terakhir pengamatan hilal pergantian antara bulan Jumadil Akhir ke bulan Rajab kemarin tahun ini.
Yang mana menurut hitungan atau hisab bahwa awal bulan Rajab tahun ini adalah ketika matahari terbenam tanggal 12 Januari 2024.
Kalau tidak mendung besar kemungkinan hilal bisa dilihat meski dengan mata telanjang.
Sebab dari data yang saya terima saat matahari terbenam tanggal 12 Januari 2024 ketinggian hilal sudah lebih dari 3 derajat dan elongasi lebih dari 6.4 derajat.
Meski amatiran, maksudnya sekedar ingin tahu seperti apa sih sebenarnya hilal itu, hampir setiap pergantian bulan selalu saya mencari data untuk selanjutnya melakukan pengamatan mandiri.
Memang sih belum pernah berhasil, seringnya pas sudah standby dengan teropong sederhana, kondisi langit tertutup awan tebal, seperti kemarin ketika sudah siap dengan kamera dan teropong, tetapi memang awan tebal menutupi tempat matahari terbenam.
Adakalanya ketika pergantian bulan posisi saya sedang dalam perjalanan, memang belum pernah berhasil.
Sedikit kecewa namun tetap pasrah dengan penuh keyakinan bahwa suatu saat saya pasti akan bisa melihat penampakan hilal itu.
Ketika duduk sambil tetap mengamati horizon siapa tahu tiba-tiba awan tebal disana tersibak, HP saya bergetar.
Dari Brebes teman saya memberi kabar mereka berhasil menangkap gambar hilal.
Meski saya tidak berhasil, Â saya juga bisa merasakan kebahagiaan teman yang mengirim hasil rekaman foto penampakan hilal bulan Rajab dari lokasi dia.
Luar biasa, saya ikut bergembira  meski saya tidak berhasil melihat hilal bulan Rajab dari laut Bali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H