Sehingga suatu ketika, yakni hari keempat ketika saya harus pulang, dia berkata, " Mas, kapan-kapan nek dolan ning Johor mampir ya mas nang rumah makanku, aku duwe usaha restoran nang kono."
Saya terkejut sekali, saya nanya, " Lo sampean iki wong Malaysia ta?"
" Iyo mas, aku wong Johor asli, kelahiran Johor tapi aku wong Jowo." kata dia.
Saya benar-benar terkaget-kaget karena bahasa Jawanya yo jawa nyel, tidak ada logat yang berbeda, ternyata dia Jawa Johor.
Pengalaman ketiga, ya mungkin karena sudah biasa kita menyapa dan sekedar ingin memecah suasana agar tidak jenuh ketika menunggu antrian, suatu ketika saya bertemu seorang ibu, yang awalnya saya fikir orang Indonesia.
" Asalnya dari mana bu?" itu pertanyaan saya sebagai basa-basi.
Ternyata ibu-ibu itu hanya tersenyum tidak menjawab.
Lalu dari arah belakang saya ada yang nyeletuk, " Mas ojo bahasa Indonesia, takono nganggo boso jowo ae."
Lalu saya ulang pertanyaan saya dalam bahasa Jawa agak halus, " Saking pundi bu?."
Langsung dia jawab dalam bahasa Jawa, " Kulo saking Suriname mas."
Eee ternyata dia orang Jawa Suriname.Â