Mohon tunggu...
Abdul Ghofar
Abdul Ghofar Mohon Tunggu... Buruh - Menulis mengisi waktu mengungkap rasa

Santai

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Berbuat Baik

6 November 2023   01:18 Diperbarui: 6 November 2023   01:39 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi jalan dokpri

Berbuat baik kepada siapapun dimanapun adalah hal yang sangat berguna untuk kebaikan dan kebersamaan.

Pagi itu, hari kamis yang lalu, seperti biasa saya mengantarkan anak saya ke sekolah dengan mengendarai motor.

Sebenarnya dia sudah cukup besar, kelas dua SMP, hanya saja karena pekerjaan kadang saya harus berpisah dengannya, sehingga ketika libur maka saya manfaatkan waktu untuk lebih dekat dengannya.

Pagi itu sudah jam tujuh pagi kurang lima menit, sementara jam masuk sekolah adalah jam tujuh pas.

Tapi ya begitulah kebiasaan anak saya, apalagi ada ayahnya, semakin mepet saja jam berangkat dia.

Karena sudah mepet, saya percepat lari motor, 

Kurang lebih tiga ratus meter dari gang ke gerbang sekolah, jalan macet, bahkan sempat terhenti total.

Bunyi klakson mobil motor dan saling serobotpun tidak bisa dielakkan.

Sebagian besar adalah para pengantar anak sekolah yang juga buru-buru karena jam sudah mepet keangka tujuh pagi.

Kebetulan dua puluh meter dari gang ke gerbang sekolah anak saya ada lagi gang yang terhubung dengan gang gerbang sekolah.

Saya masuk gang itu dan segera masuk mendekati gerbang sekolah.

Setelah anak saya turun, seperti biasa salim dan cium tangan sambil dia berkata " Doain ya yah agar dimudahkan sekolahnya." 

Saya jawab," Ya mudah-mudahan berhasil." Dan seterusnya percakapan rutin setiap pagi setiap dia akan menuju gerbang sekolah.

Setelah anak saya masuk gerbang sekolah, saya keluar ke jalan utama lewat gang yang lurus pintu gerbang sekolah.

Ternyata sumber kemacetan masih belum tertangani.

Ada angkot mogok pas ditengah jalan, coba didorong seorang supir angkot lain yang kebingungan karena meninggalkan angkot dia dengan penumpang yang penuh.

Dia lalu meninggalkan rekannya yang mogok untuk kembali keangkot dia yang penuh itu.

Melihat hal itu, segera saya parkir motor saya, saya dorong angkot yang mogok itu sendirian, sementara pengguna jalan yang lainnya hanya melihat akting saya.

Sekitar tiga empat langkah dorongan saya, mesin angkot menyala dan supir segera memarkir angkotnya kepinggir,  lancarlah jalan yang macet total itu.

Segera saya lihat motor mobil saling ngegas cepat-cepatan start.

Saya hanya tersenyum dan bersyukur, paling tidak pagi itu saya sudah melakukan kebaikan untuk sesama dan kebaikan kelancaran bersama dijalan raya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun