Kebetulan dua puluh meter dari gang ke gerbang sekolah anak saya ada lagi gang yang terhubung dengan gang gerbang sekolah.
Saya masuk gang itu dan segera masuk mendekati gerbang sekolah.
Setelah anak saya turun, seperti biasa salim dan cium tangan sambil dia berkata " Doain ya yah agar dimudahkan sekolahnya."Â
Saya jawab," Ya mudah-mudahan berhasil." Dan seterusnya percakapan rutin setiap pagi setiap dia akan menuju gerbang sekolah.
Setelah anak saya masuk gerbang sekolah, saya keluar ke jalan utama lewat gang yang lurus pintu gerbang sekolah.
Ternyata sumber kemacetan masih belum tertangani.
Ada angkot mogok pas ditengah jalan, coba didorong seorang supir angkot lain yang kebingungan karena meninggalkan angkot dia dengan penumpang yang penuh.
Dia lalu meninggalkan rekannya yang mogok untuk kembali keangkot dia yang penuh itu.
Melihat hal itu, segera saya parkir motor saya, saya dorong angkot yang mogok itu sendirian, sementara pengguna jalan yang lainnya hanya melihat akting saya.
Sekitar tiga empat langkah dorongan saya, mesin angkot menyala dan supir segera memarkir angkotnya kepinggir, Â lancarlah jalan yang macet total itu.
Segera saya lihat motor mobil saling ngegas cepat-cepatan start.