Mohon tunggu...
Abdul Ghofar
Abdul Ghofar Mohon Tunggu... Operator - Menulis mengisi waktu mengungkap rasa

Santai

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Pangkas Rambut

4 November 2023   15:10 Diperbarui: 4 November 2023   15:17 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ya rapikan ya."

Segera tukang pangkas rambut yang masih muda itu memasang selimit dibadan saya dan meletakkan handuk dibagian leher saya.

Diambil alat cukur elektrik dan sisir, daan segera dieksekusi.

Tanpa banyak bicara langsung dia potong dengan cepat trengginas, cukup lincah pergerakan tangannya.

Setelah kurang dari sepuluh menit ternyata sudah selesai, "Dokerok Pak?" Tanya dia.

"Tidak usah biar begitu saja."

Ketika pangkas rambut, hal yang paling saya khawatirkan adalah proses pengerokan, karena terkadang kita tidak tahu silet yang dipakai itu sudah dipakai berapa kali, berapa kepala yang tentunya sangat riskan terhadap penularan penyakit. Meski saya tahu ditempat ini selalu ganti silet baru.

Hanya perasaan saya yang sudah terlanjur tidak mau membiasakan diri untuk dikerok ketika pangkas rambut dimanapun, sehingga saya menolak dikerok.

Akhirnya sisi ujung rambut dirapikan saja dengan alat cukur elektronik yang kecil sehingga nampak lebih rapi.

Pangkas Rambut. Dokpri
Pangkas Rambut. Dokpri

Lalu tukang pangkas rambut muda itu mengambil botol dan diteteskan minyak dari dalam botol itu ketelapak tangannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun