"Ya rapikan ya."
Segera tukang pangkas rambut yang masih muda itu memasang selimit dibadan saya dan meletakkan handuk dibagian leher saya.
Diambil alat cukur elektrik dan sisir, daan segera dieksekusi.
Tanpa banyak bicara langsung dia potong dengan cepat trengginas, cukup lincah pergerakan tangannya.
Setelah kurang dari sepuluh menit ternyata sudah selesai, "Dokerok Pak?" Tanya dia.
"Tidak usah biar begitu saja."
Ketika pangkas rambut, hal yang paling saya khawatirkan adalah proses pengerokan, karena terkadang kita tidak tahu silet yang dipakai itu sudah dipakai berapa kali, berapa kepala yang tentunya sangat riskan terhadap penularan penyakit. Meski saya tahu ditempat ini selalu ganti silet baru.
Hanya perasaan saya yang sudah terlanjur tidak mau membiasakan diri untuk dikerok ketika pangkas rambut dimanapun, sehingga saya menolak dikerok.
Akhirnya sisi ujung rambut dirapikan saja dengan alat cukur elektronik yang kecil sehingga nampak lebih rapi.
Lalu tukang pangkas rambut muda itu mengambil botol dan diteteskan minyak dari dalam botol itu ketelapak tangannya.