Mohon tunggu...
Gus Noy
Gus Noy Mohon Tunggu... Administrasi - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009, asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari).

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Kupang Hari Ini

2 Juni 2019   17:36 Diperbarui: 2 Juni 2019   17:40 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku sudah kenal matahari
Dari rumah yang tidak pernah jadi
Dari gagasan demi gagasan bergegas merenggas
Lubang-lubang menjadi rumah rumput liar

Di sini matahari cepat tinggi
Mata masih enggan mengangkat kepala
Sarapan kompiyang berganti kue cucur
Tetapi kopi hitam tidak akan terganti

Matahari membara
Angin menggelora
Matahari membasah
Angin mendesah

Di sini matahari cepat rendah
Mata masih belingsatan menyeret kepala
Garis-garis berbentur angka-angka
Tetapi kata-kata selalu luput dari celaka

Aku sudah mencatat lintasan matahari
Ingatan masih mampu menampung setiap jejaknya

Matahari terbit akan selalu terbirit-birit
Aku bergeming dalam catatan lintasannya
Sebab aku sudah kenal matahari
Di sini

*******
 Kupang, 2 Juni 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun