Aku sudah kenal matahari
Dari rumah yang tidak pernah jadi
Dari gagasan demi gagasan bergegas merenggas
Lubang-lubang menjadi rumah rumput liar
Di sini matahari cepat tinggi
Mata masih enggan mengangkat kepala
Sarapan kompiyang berganti kue cucur
Tetapi kopi hitam tidak akan terganti
Matahari membara
Angin menggelora
Matahari membasah
Angin mendesah
Di sini matahari cepat rendah
Mata masih belingsatan menyeret kepala
Garis-garis berbentur angka-angka
Tetapi kata-kata selalu luput dari celaka
Aku sudah mencatat lintasan matahari
Ingatan masih mampu menampung setiap jejaknya
Matahari terbit akan selalu terbirit-birit
Aku bergeming dalam catatan lintasannya
Sebab aku sudah kenal matahari
Di sini
*******
 Kupang, 2 Juni 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H