Mohon tunggu...
Gus Noy
Gus Noy Mohon Tunggu... Administrasi - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009, asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari).

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Antara "Landmark" dan Tengaran

29 Januari 2018   04:47 Diperbarui: 30 Januari 2018   20:17 2476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Travelandleisure

Kata "tengaran" dalam pemahaman saya di sana adalah "penanda suatu tempat, lokasi, atau daerah". Misalnya saya mau pergi ke rumah kawan tetapi saya belum pernah ke situ, maka kata "tengaran" akan muncul. "Tengaran" bisa saja berupa pagar, bentuk dan warna rumah, pohon, baliho, dan lain-lain, yang merujuk kepada material (benda) atau hal-hal fisik di sekitar rumah kawan saya.

Hal ini sama dengan pendapat Markus Zahnd, yang memadankan "landmark" dengan "tengaran" melalui definisinya, landmark sebagai elemen eksternal dan merupakan bentuk visual yang menonjol dari kota, misalnya gunung atau bukit, gedung tinggi, menara, tanda tinggi, tempat ibadah, pohon tinggi, dan sebagainya. Frasa atau diksi "bentuk visual" saya sebutkan sebagai "hal-hal fisik".

Landmark Menjadi Tengaran

Istilah "landmark" diterjemahkan oleh Markus Zahnd sebagai "tengaran" itu memang sudah tepat. Persoalannya, seperti kata HA, kata tengaran memang belum sepopuler landmark. Di sinilah peran besar media massa, yakni memopulerkan sebuah kata.     

Oleh sebab itu saya pun tergerak untuk memopulerkan tengaran sebagai padanan landmark. Bahwa kemudian nama suatu tempat dibuat dengan berskala besar menjadi "tengaran aksara" (istilah HA), saya tidak berani menyepakatinya. Pasalnya, latar sebagai arsitek dan pergaulan dengan rekan arsitek, tentu saja, tidak sepakat pada "aksara raksasa" yang sudah gencar dibangun (atas nama proyek!) di banyak tempat itu.

*******

 Panggung Renung Balikpapan, 29 Januari 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun