Mohon tunggu...
Gus Noy
Gus Noy Mohon Tunggu... Administrasi - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009, asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari).

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Aula Utama "El Tari" Membutuhkan Perawatan Serius

30 Desember 2017   03:32 Diperbarui: 30 Desember 2017   04:19 749
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bocor dekat kepala patung dada El Tari

Pada zaman now bangunan publik bernama Aula Utama "El Tari" yang beralamat di kawasan kantor Bappeda NTT, jalan Polisi Militer, Kupang, tidaklah menarik minat para penggemar swafoto (selfie) di Kupang atau para wisatawan domestik jika berkunjung ke Ibu Kota NTT. Para penggemar swafoto pasti memilih latar (setting) lokasi di baliknya, yaitu wajah Kantor Gubernur NTT dari alat musik tradisional NTT (Sasando dari Kab. Rote Ndao) yang menghadap ke jalan El Tari.

Posisi Aula Utama "El Tari" dan Kantor Gubernur NTT (Dok.Pribadi)
Posisi Aula Utama "El Tari" dan Kantor Gubernur NTT (Dok.Pribadi)
Kantor Gubernur NTT yang didesain oleh Arsitek Luiz Wilson melalui sayembara 2014 memang sering menjadi latar berswafoto, baik kalangan muda maupun kalangan tua, karena penampilan wajahnya (fasad) yang menarik melalui permainan kaca dan rangka baja ringannya. Selain swafoto atau tempat nongkrong-santai, pada bagian depannya yang berlantai datar dan cukup luas pun sering dijadikan semacam panggung untuk kegiatan kalangan muda berekspresi.

Ya, Kantor Gubernur NTT bergaya Post Modern yang dibangun pada masa Gubernur NTT Drs. Frans Lebu Raya dengan biaya Rp178 miliar, dan resmi digunakan pada awal 2017 itu memang bertolak punggung dengan Aula Utama "El Tari" bergaya Tradisional yang dibangun pada masa Gubernur NTT Herman Musakabe dengan biaya Rp3,07 miliar, dan resmi digunakan pada 1997 ini. Aula ini masih menjadi tempat penting untuk acara-acara resmi, selain disewakan untuk hajatan tertentu di luar pemerintahan.

Acara resmi yang masih memanfaatkan aula itu antara lain pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan Wali Kota Kupang periode 2017-2022 pada 22 Agustus 2017, dan pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan Bupati dan Wakil Bupati Flores Timur dan Lembata periode 2017-2022 pada 22 Mei 2017. Ada juga di luar acara resmi semacam itu, misalnya penyerahan bantuan senilai Rp5 miliar untuk 17 panti asuhan dan empat gereja di Provinsi Nusa Tenggara Timur dari Manajemen PT Telkom Indonesia bersama PT Pelindo III pada 23 Desember 2017, NTT Expo 2017 pada 18-20 Desember 2017, konser tari bertema "Merajut Kebhinekaan dalam Budaya" persembahan  Sanggar Seni Budaya Lopo Gaharu pada 2 September 2017, dan lain-lain.

Acara Pelantikan (Dok. Jurnal Timor dan Victory News)
Acara Pelantikan (Dok. Jurnal Timor dan Victory News)
Dengan banyaknya kegiatan yang diselenggarakan di sini, fungsionalitas Aula Utama "El Tari" masihlah sangat signifikan. Akan tetapi, tidak sedikit terlihat hal yang kurang mendapat perhatian alias perlu diremajakan lagi.

Mungkin seperti pemeo berkata, "Mudah membangun, susah merawat." Ibarat hubungan cinta, "mudah membangun hubungan tetapi susah merawat hubungan", apalagi setia-harmonis untuk saling membenahi diri.

Persoalannya, hal-hal yang terlihat kurang perhatian tersebut justru berada pada bagian depan bangunan. Dan, sangat mencolok. Padahal, pada bagian depan tersebut-lah seakan sebuah sambutan kepada para pengunjung, terlebih pengunjung dari luar NTT.

Sebagian Atap, yang berada di atas-depan patung dada El Tari.

Bocor dekat kepala patung dada El Tari
Bocor dekat kepala patung dada El Tari
Sebagian Plafon, yang berasal dari atap bocor.

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi
Plafon pada Ruang Lobi (Dok.Pribadi)
Plafon pada Ruang Lobi (Dok.Pribadi)
Sebagian Struktur, yang terlihat retakan.

Retakan pada struktur (Dok.Pribadi)
Retakan pada struktur (Dok.Pribadi)
Sebagian Kaca, yang pecah tetapi dibiarkan atau ditangani seadanya.

Kaca pecah dan penanganan seadanya (Dok.Pribadi)
Kaca pecah dan penanganan seadanya (Dok.Pribadi)
Sebagian Lantai, yang berada di bagian depan.

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi
Berikutnya, pada bagian dalam, adanya pintu yang rusak, keramik lantai yang pecah, karpet yang lusuh, AC yang tidak berfungsi dengan baik, lampu yang sudah mati, arsip atau dokumen yang berantakan, dan seterusnya sampai pada permukaan keramik untuk jalan keluar melalui belakang aula.

Keramik lantai yang pecah (Dok. Pribadi)
Keramik lantai yang pecah (Dok. Pribadi)
Keramik lantai-tangga dan dinding pagar (Dok. Pribadi)
Keramik lantai-tangga dan dinding pagar (Dok. Pribadi)
Plafon dan pipa buang AC outdoor (Dok. Pribadi)
Plafon dan pipa buang AC outdoor (Dok. Pribadi)
Di luar hal-hal perawatan itu adalah kondisi Aula "El Tari" yang kurang ramah terhadap kaum difabel (penyandang keterbatasan) dengan ketinggian anak tangga (jumlah 17) ditambah dengan penempatan sekretariat komisi daerah lanjut usia di lantai II, proporsionalitas antara jumlah 1.500 orang dan jumlah toilet (1 untuk pria, dan 2 untuk wanita), dan lain-lain.

Barangkali hanya itu saja yang bisa tersampaikan dalam artikel ini, menyoal perawatan bangunan dengan obyek Aula Utama "El Tari" di Kupang, NTT. Semoga bisa mendapat perhatian dan tindak lanjut yang sesuai dengan kebutuhan yang ada berkaitan dengan fungsionalitas bangunan dalam banyak kegiatan di Kupang ataupun NTT.  

*******

Akhir Desember 2017

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun