Aku memang selalu memanggilnya, baik dalam situasi senang maupun sedih atau banyak sirkulasi emosional. Bahkan, tidak jarang aku mendatangi Puisi untuk bersembunyi supaya orang-orang tidak mudah menemukanku dengan kondisiku yang sesungguhnya mengenai suatu situasi atau tekanan tertentu. Puisi pun selalu mampu mengerti apa yang sedang kualami. Â
"Sekali lagi aku minta maaf. Aku sedang ingin menyelesaikan tulisanku ini."
Tanpa kata pamit Puisi langsung berpaling, dan melangkah tergesa-gesa. Aku mendadak kaku sambil tetap menatap punggungnya yang semakin menjauh. Â Â
*******
Kelapa Lima, Kupang, 29-11-2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H