Kadang terlalu gelap
Gagap mata menangkap
Gagal mata menyingkap
Kau melirik pada mendung merubung kota
Dalam gelap kepala kau coba bedah cuaca
Cair atau cuma pelengkap suatu tatapan
Hujan berkuasa utuh di ubun-ubun
Gelapkah mendung hingga coba kau bedah
Aku melihat isi kepala enggan menganga
Kau menoleh dengan melotot
Sepertinya hendak membetot menyedot
Separuh isi dari lubang-lubang kepalaku
Sebab ada jelaga kusimpan diam-diam
Ada telaga jernih sering kupamer
Bianglala bolehlah singgah mencuci selendangnya
Aku telah lama melihat mata
Berjubel-jubel di kuakan matamu
Bercurah-curah membanjir beranda
Menyumpal-nyumpal ke sudut mataku
Tetaplah gelap kulontar-lontarkan ke langit kota
Agar terang takjua redup padam dalam gelap
*******
Kota Lima, Kupang, 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H