Mohon tunggu...
Gus Noy
Gus Noy Mohon Tunggu... Administrasi - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009, asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari).

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Dalam Gelap Kuperam Terang

10 November 2017   15:58 Diperbarui: 10 November 2017   18:32 1599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Twitter @kulturtava

Kadang terlalu gelap
Gagap mata menangkap
Gagal mata menyingkap

Kau melirik pada mendung merubung kota
Dalam gelap kepala kau coba bedah cuaca
Cair atau cuma pelengkap suatu tatapan
Hujan berkuasa utuh di ubun-ubun

Gelapkah mendung hingga coba kau bedah
Aku melihat isi kepala enggan menganga

Kau menoleh dengan melotot
Sepertinya hendak membetot menyedot
Separuh isi dari lubang-lubang kepalaku
Sebab ada jelaga kusimpan diam-diam
Ada telaga jernih sering kupamer
Bianglala bolehlah singgah mencuci selendangnya

Aku telah lama melihat mata
Berjubel-jubel di kuakan matamu
Bercurah-curah membanjir beranda
Menyumpal-nyumpal ke sudut mataku

Tetaplah gelap kulontar-lontarkan ke langit kota
Agar terang takjua redup padam dalam gelap

*******
Kota Lima, Kupang, 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun