Air mati tidak hanya menjadi duka untuk mandi dan beribadah ke gereja. Tetapi juga duka bagi pakaian-pakaian kotor, perkakas makan-minum kotor, dapur yang mendadak kemomos, dan lain-lain yang mengganggu agenda kegiatan rutin saya sekeluarga untuk Sabtu-Minggu. Belum lagi tanaman hias kesayangan istri saya.
Yang tidak kalah dukanya adalah istri saya mulai lancar mengomel, menggerutu, cemberut, dan mudah misuh. Baru dua hari ini dia begitu. Sikapnya sungguh-sungguh berubah. 180 derajat!
Pasalnya, sewaktu masih di dusun sana, istri saya sangat mampu menjalani hidup dengan prinsip nrima ing pandum sebagaimana adat kami yang namung kawula alit punika. Orang-orang di dusun selalu memuji-muji istri saya. Koor mereka, walaupun berpendidikan tinggi, pegawai mapan, cantik-berkulit cerah, tutur katanya tetap santun, bahkan tidak menampakkan dia seorang sarjana.
Tapi Sabtu dan Minggu ini tidaklah begitu lagi, melainkan mulai begini. Entah apa sebabnya, kucing-kucing yang biasa petentengan keluar-masuk dapur, sudah tidak terlihat sejak tadi malam. Yang paling saya ingat, selain menggelegar seperti halilintar, kata-kata makian istri saya terhadap kucing-kucing liar itu sungguh sangat menyinggung perasaan kucing sedunia, dan menampakkan kebodohan yang luar biasa sebagai seorang berpendidikan tinggi. Satu kata kuncinya, yaitu anjing. Padahal itu kucing-kucing liar!
Di satu sisi saya bersyukur karena lauk-pauk kami aman dari tindak pencurian para kucing. Tapi di sisi satunya, saya was-was. Ya, saya mulai was-was, bagaimana nanti dampaknya jika didengar anak-anak kami, dan apa pula dampak panjangnya kemudian.
Dan, sebenarnya masih banyak kejadian mendadak lainnya pasca-air mati pada Sabtu-Minggu ini. Yang jelas, secara pribadi saya sangat berduka sedalam-dalamnya Teluk Kupang. Sebab, bagaimanapun, selama saya hidup, air sudah saya anggap sebagai anggota keluarga saya sendiri, bahkan melampaui seorang saudara. Tetapi, ah, sungguh duka tiada terduga-tertara.
*******
Kelapa  Lima, Kupang, 5 November 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H