Ya, bergaya untuk hidup. Sedikit gaya; banyak gaya, asalkan hidup. Sesuatu yang hidup pasti memiliki gaya. Gaya hidup jangan sampai mati gaya. Dan seterusnya antara gaya dan hidup dalam permainan kata-kata.
Istilah “gaya hidup” (lifestyle) pertama dicetuskan oleh Psikolog Austria Alfred Adler (1870-1937) pada 1929 untuk menyebutkan karakter dasar seseorang yang dibangun sejak kanak-kanak. Gaya hidup merupakan bagian dari kebutuhan sekunder yang bisa berubah, tergantung keinginan manusia yang berkaitan dengan situasi zamannya.
Menurut Suratno dan Rismiati (2001), gaya hidup adalah pola hidup seseorang dalam dunia kehidupan sehari-hari yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan pendapat yang bersangkutan. Gaya hidup mencerminkan keseluruhan pribadi yang berinteraksi dengan lingkungan.
Menulis sebagai Sebuah Gaya Hidup
Di era jejaring media sosial selama sekitar dua dekade (sejak internet mudah dijangkau oleh banyak kalangan) menulis sudah bisa dikatakan sebagai sebuah gaya hidup sebagian orang, yang kemudian dikenal dengan istilah “warganet” (netizen). Kemudahan memiliki gawai (gadget), dan mendapatkan bahan (bacaan), kegiatan tulis-menulis ternyata sangat digemari banyak orang.
Kalau sebagian masih menjadikan kegiatan tulis-menulis sekadar menyampaikan pemikiran yang singkat terhadap suatu berita atau opini, sebagian lainnya lebih mendalami kegiatan ini sebagai kesempatan untuk mengasah kemampuan berbahasa tulisan dalam penyampaian pemikiran, baik dalam bentuk esai atau opini maupun sebuah karya tulis-menulis yang benar-benar menguras pikiran dan waktu.
Sepakat atau tidak, menulis telah menjadi sebuah gaya hidup. Tidak lagi “sekadar” atau sebatas kebutuhan sekunder, menulis telah menjadi bagian keseharian bagi banyak kalangan warganet sebagaimana pengertian gaya hidup menurut Suratno dan Rismiati tadi.
Menulis memang merupakan sebuah gaya hidup. Dan, tidak akan pernah ada, bahwa menulis merupakan sebuah gaya mati, kecuali mati gaya karena situasi persoalan hidup yang sedang menjadi prioritas untuk diselesaikan.
********
Panggung Renung Balikpapan, 6 Juni 2017