Mohon tunggu...
gusmun Ewako
gusmun Ewako Mohon Tunggu... Administrasi - PNS, Praktisi Pikiran, Master Training, Konten Kreator

Pria Berkacamat yang hobi Belajar Mengajar, membaca, menulis Siap Silahturahmi Sebagai Sahabat, Ghost Writer, Coach provoAction Mindset

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Dilema Anak: Antara Sakit Mata Karena Kebakaran Hutan Vs Komputer

16 Oktober 2023   12:06 Diperbarui: 16 Oktober 2023   13:18 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Dilema ANAK: Antara Sakit Mata Karena Kebakaran Hutan VS Komputer

Oleh: August Munar

Asap kebakaran hutan yakni menyebabkan berbagai gejala penyakit mata, meliputi iritasi mata ringan hingga membuat rasa tidak nyaman. dan Gejala paling umum yang timbul setelah menatap layar komputer terlalu lama, antara lain: Mata tegang, Sakit kepala, Penglihatan kabur, Penglihatan ganda, Mata kering dan merah

Fungsi mata sangatlah penting bagi manusia. Oleh karena itu, kesehatannya harus selalu dijaga. Nah, ada beberapa cara menjaga kesehatan mata yang dapat Anda lakukan. Dengan mata yang sehat, Anda pun dapat melihat dengan jelas dan melakukan rutinitas sehari-hari dengan lebih nyaman.

Setiap aktivitas yang dilakukan sehari-hari, tidak terlepas dari peran mata sebagai indra penglihatan. Meski fungsinya bisa menurun seiring pertambahan usia, tetapi Anda tetap bisa melakukan berbagai upaya untuk menjaga kesehatan mata dan mencegahnya dari berbagai penyakit mata.

Hari Penglihatan Sedunia diperingati setiap 12 Oktober. Hari ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan mata dan menjalani pemeriksaan mata secara rutin sejak usia dini. Salah satu masalah kesehatan mata yang sering dihadapi adalah gangguan refraksi lensa mata, khususnya miopia atau rabun jauh. 

Karena itu, pemeriksaan dan edukasi menjaga kesehatan mata ini sangat penting. Miopia (rabun jauh) adalah kondisi mata yang menyebabkan objek yang letaknya dekat terlihat jelas sementara yang letaknya jauh terlihat kabur. Miopia atau rabun jauh dikenal juga dengan istilah mata minus.

Penulis  percaya bahwa pemeriksaan mata secara teratur dapat berdampak pada prestasi akademik dan kesejahteraan siswa secara keseluruhan karena dengan pemeriksaan mata secara teratur mampu memastikan mata dalam kondisi prima untuk menunjang pembelajaran, mengingat mata adalah alat sensori utama dalam proses pembelajaran. Dengan pemeriksaan mata secara teratur pula kelainan pada mata dapat segera diidentifikasi, ditangani, dan dicegah semakin parah kondisinya.

Penulis berharap deteksi dini dan penanganan masalah penglihatan dapat membantu membentuk masa depan anak karena ini terkait kemampuan mata dalam menunjang kelancaran proses belajar siswa. Ketika mata dapat dengan baik digunakan sebagai alat penangkap informasi secara visual, maka proses penyerapan dan pengolahan informasi dapat dilakukan dengan baik dan proses belajar dapat lebih bermakna dan menyenangkan sehingga prestasi dapat lebih mudah diraih untuk membentuk masa depan yang baik, 

Masalah penglihatan penting ditangani dini pada anak karena adanya periode emas untuk mengoreksi penglihatan untuk mencegah terjadinya mata malas, yakni usia 10 tahun. Apabila ditemukan gangguan penglihatan, orang tua dapat segera melakukan pemeriksaan yang lebih lengkap dan mendapatkan penanganan untuk anak. 

Selain itu, apabila tidak ditemukan gangguan penglihatan saat ini, perlu diingat bahwa anak masih berubah dan tumbuh sehingga belum tentu dalam enam bulan sampai satu tahun ke depan hal itu masih sama,

 

Sayangnya,  di Indonesia, tingkat kesadaran terhadap kesehatan mata masih sangat rendah, terutama dalam hal risiko dan penanganan mata minus, khususnya pada anak. Hal ini dibuktikan melalui kegiatan CSR maupun kegiatan MiYOSMART Goes to School sebelumnya, terdapat banyak anak usia sekolah mengalami miopia yang cukup tinggi tetapi masih belum dikoreksi menggunakan kacamata, bahkan banyak di antaranya yang orang tuanya tidak menyadari anak mengalami miopia.

Selain itu, ditemukan banyak pula orang tua yang belum pernah memeriksakan kondisi mata anaknya. Masyarakat cenderung menganggap remeh kelainan refraksi seperti kondisi miopia. Padahal, miopia yang tidak terkontrol dapat mengarah ke komplikasi penyakit mata lain yang lebih serius. Miopia paling baik ditangani sedini mungkin untuk menghindari masalah penglihatan jangka panjang.

Spesialis mata di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo, Anna Puspitasari Bani, mengatakan orang tua berperan besar untuk mengenali dan mendeteksi kelainan mata anak sejak dini.

"Orang tua yang menghabiskan waktu paling lama dengan anak, sejak lahir. Riwayat kelahiran misalnya prematur, itu harus membuat orang tua lebih perhatian pada penglihatan anak," kata Anna, Senin, 9 Oktober 2023.

Ia mengatakan ada beberapa cara melihat kelainan sejak dini pada mata anak, seperti melihat respons saat bayi ketika dihadapkan pada cahaya. Respons yang baik adalah mengedip. Jika tidak ada respons orang tua perlu waspada.

Cara selanjutnya yang bisa dilihat dengan kasat mata adalah kejanggalan pada bola mata seperti mata juling atau ada bercak putih pada bagian hitam mata. Selain itu, jika anak sudah beranjak besar, perhatikan posisi kepala yang selalu miring dan menonton TV selalu dengan jarak dekat.

"Jika sudah usia sekolah kalau belajar menulis selalu mencong (miring) atau ada huruf yang hilang. Satu lagi koordinasi gerak misalnya tidak bisa main bola tangkap, ini secara umum yang bisa menjadi alarm orang tua," ucap Anna.

Lulusan Universitas Indonesia itu mengatakan gangguan mata ada beberapa jenis dilihat dari masalah keruh pada mata atau yang dikenal sebagai katarak yang bisa dibawa sejak lahir, fungsi sistem saraf dan masalah kedudukan mata yang tidak seimbang. Mata bekerja sesuai apa yang otak terjemahkan sebagai penglihatan. Gangguan bisa terjadi pada rusaknya sistem saraf mata yang menghubungkan ke otak sehingga sinyal-sinyal elektrik untuk melihat menjadi terganggu. 

"Dibanding anak zaman dulu, anak zaman sekarang main outdoor-nya lebih jarang daripada kita zaman dulu. Jadi, pekerjaan dengan melihat dekat sangat intens sekali, mengerjakan tugas dan sebagainya, tapi memang begitu, zamannya berubah"

Namun, ADA LAGI hal lucu saat ini dengan perubahan iklim dunia.. dimana terjadi kebakaran hutan dimana. dan sudah dipastikan bahwa anak-anak dan kita semua mengalami dampaknya termasuk kesehatan mata.

ini merupakan hal serius yang harus diatasi oleh semua pihak yang perduli terhadap kesehatan mata, mulai dari pemerintah, orang tua, sekolah dan lainnya.

Melansir dari laman resmi bmkg.go.id, pita gelombang cahaya sinar matahari dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu panjang gelombang sinar UV 100-400 nm, cahaya tampak mata 400-700 nm, dan sinar inframerah (IR) 700 nm -- 1 mm. Besar kecilnya radiasi UV yang sampai ke permukaan bumi mempunyai indikator nilai indeks UV. 

Kita harus memperhatikan batas UV index di handphone atau dikomputer, bisa kita lihat di ramalan cuaca indeks UV siang ini berapa. Kalau lebih dari 5 itu sudah bahaya, jangan sering terpapar di luar,. So, Mari sama sama berkontribusi dalam atasi kesehatan mata ini, kalau bukan kita siapalagi dan kalau bukan sekarang kapanlagi. %)AM 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun