Maka menjerit lah orang-orang dari keluarganya, lalu beliau bersabda: "Janganlah kamu berdoa untuk dirimu sendiri kecuali demi kebaikan, karena sesungguhnya malaikat itu mengamini apa yang kamu ucapkan." Kemudian beliau berdoa:Â
"Ya Allah berilah ampunan kepada Abu Salamah, tinggikan lah derajatnya ke tingkat orang-orang yang mendapat petunjuk, lapangkanlah baginya dalam kuburnya, terangi lah dia didalamnya, dan berilah penggantinya dalam turunannya." (Hadits Riwayat Muslim).
B. Dua Kondisi Ruh Yang Berbeda
Ada dua kondisi yang berbeda ketika ruh keluar dari jasadnya, hal ini dapat dibedakan atas perbuatan dan tingkah laku semasa ruh masih menyatu dengan jasadnya. Tergantung dengan amal perbuatan masing-masing, apakah semasa hidupnya senantiasa melakukan amal perbuatan baik ataupun amal perbuatan yang buruk hingga menjelang ajalnya.
Kondisi pertama Allah : terangkan dalam firman-Nya bagaimana dahsyatnya Ruh orang yang berbuat zalim  ketika keluar dari jasadnya berada dalam tekanan-tekanan sakratul maut.
"..sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakaratul maut."Â (QS. Al-Anam, [6:93])
Yakni Ruhnya sedang berada dalam tekanan yang sangat berat menghadapi sakaratul maut. Bagaimana rasa sakit yang di derita oleh Ruh dikarenakan amal perbuatan buruk semasa hidupnya. Yaitu berupa perbuatan zalim yang terus menerus (kontinyu) dikerjakan, bahkan perbuatan zalim itu dikerjakan secara Terencana, Terstruktur, Sistematis dan Masif (T2SM).
Untuk kondisi Ruh yang ke dua keadaannya sangat jauh berbeda dengan apa yang diterangkan dalam Al Quran surah Al Anam ayat ke 93 diatas. Dimana ruh pada kondisi ke dua dalam keadaan tenang. Hal ini dikarenakan senantiasa melakukan amal perbuatan kebajikan semasa hidupnya. Adapun apa yang dialami oleh jiwa yang suci lagi tenang yang selalu melakukan kebaikan, maka ruh tetap tunduk patuh kepada kebenaran. Lalu dikatakan kepadanya:
"Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu." (QS. Al-Fajr, [89:27]-[89:28])
Terdapat Fi'il Amr dan Damir Muttasil berupa Marji' dalam kata "kembalilah kepada Tuhanmu". Yaitu ke sisi-Nya, kepada pahala-Nya, dan kepada apa yang telah disediakan oleh-Nya bagi hamba-hamba-Nya di dalam surga-Nya. "dengan hati yang puas lagi di ridhai". (QS. Al-Fajr, [89:28]). Yakni hati yang puas karena mendapat ridha dari Allah .
"Maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba Ku." (QS. Al-Fajr, [89:29])
Dimana ruh tersebut masuk ke dalam golongan mereka yang di ridhai Allah. Hal ini dikatakan kepada ruh yang bersangkutan manakala dia menjelang ajalnya dan juga disaat hari kiamat. Sebagaimana para malaikat juga menyampaikan kepadanya berita gembira ini di saat menjelang ajalnya dan di saat ia dibangkitkan dari kuburnya. Demikian juga balasan bagi orang-orang yang beriman kondisi tubuh mereka mengeluarkan peluh (keringat) ketika berpisah ruh dari badannya sebagaimana hadits di bawah ini: