Jadi bagaimana mungkin Ruh itu abadi dan tidak membutuhkan Pencipta yang membuat dan menciptakan Ruh. Sedangkan berbagai bukti tentang kebutuhannya merupakan bukti yang sangat kuat bahwa Ruh adalah makhluk yang dimiliki dan diciptakan.?!
Ruh tidak dapat menerima kebaikan kecuali yang Allah berikan, dan tidak dapat menghindari kejahatan kecuali Allah memberinya perlindungan. Ayat-ayat Alquran yang muhkam dari awal sampai akhir menunjukkan bahwa Tuhan menciptakan Ruh, dan itu adalah urusan Tuhan (Min Amri Robbi).
wa yas'aluunaka 'anir ruuh, qulir ruuhu min amri rabbii
"Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh. Katakanlah, "Ruh itu termasuk urusan Tuhanku,"Â (Q.S Al-Isra' [17] : 85)
Kata Amr disini bukanlah thalah (tuntunan), melainkan yang dimaksudkan adalah Al Ma'mur (sesuatu yang diperintahkan). Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa yang dimaksudkan dengan Ruh pada ayat diatas adalah Ruh manusia. Untuk persoalan ini masih menjadi perbedaan pendapat antara kalangan Salaf maupun Kalaf.
Sedangkan makna Ruh di dalam Al Quran diantaranya adalah:
- Wahyu terdapat dalam QS. Surah Asy-Syura 42:52
- Kekuatan, Keteguhan dan Pertolongan yang diberikan Allah kepada siapa saja yang dikehendaki di antara hamba-hamba Nya tercantum dalam QS. Al-Mujadilah 58:22.
- Malaikat Jibril terdapat dalam Qs. As-Syua'ara 26:193.
Sementara Ruh yang disandarkan kepada Rabb adalah Ruh ciptaan yang disandarkan kepada Tuhan dalam bentuk penyandaran (idhafah) yang bersifat pengkhususan (takhshish) serta pemuliaan (tasyrif). Seperti Ruh yang dikirim kepada Nabi Adam as. dan Maryam ibunda Nabi Isa as. Â Dan menurut pendapat Ibnu Qayyim Al Jauziyyah bahwa Ruh anak cucu keturunan Nabi Adam as. tidak ada yang disebut dengan kata "Ruh" di dalam Al Quran melainkan dengan kata "Nafs" (jiwa:nyawa).
B. Mengenai Nafs
Kata Nafs (jiwa) mempunyai banyak arti, Al -Jauhari mengatakan bahwa Nafs bisa diartikan ruh, bisa juga diartikan dengan darah (ad-dam), atau bisa juga diartikan dengan jasad serta bisa juga diartikan dengan inti sesuatu ('Ain).Â
Dinamakan Nafs bisa jadi dikarenakan berasal dari sesuatu yang berharga (Nafis). Karena nilai dan kemuliaannya maka bisa jadi diartikan karena bernafasnya sesuatu (Tanaffus) jika ia keluar. Karena ia banyak keluar masuk dari badan maka ia dinamakan Nafas.
Dalam Al Quran terdapat 295 kali kalimat yang berkaitan dengan "Nafs" dengan sebutan berulang-ulang. Dimana Nafs adalah fisik (jisim) yang berbeda substansinya dengan fisik yang bisa disentuh. An Nafs secara konstan menguasai kehidupan walaupun bersifat abstract berbeda dengan tubuh yang bersifat fisik material. Setelah jasmaniah bergabung dengan ruhaniyah disebutlah manusia sebagai makhluk hidup yang beresensi.
Sebagaimana firman Allah dalam Al Quran dibawah ini,
allaahu yatawaffal anfusa hiina mautihaa wallatii lam tamut fii manaamihaa, fa  qadhaa 'alaihal mauta wa yursilul ukhraa ilaa ajalim musammaa, inna fii dzaalika la'aayaatil liqaumiy yatafakkaruun.