Setelah manusia mengakhiri hidupnya di alam dunia ini, yakni setelah ajal datang menjemput. Maka untuk selanjutnya dikuburkan atau dimakamkan masuk ke dalam perut bumi. Hal ini mengalami perpindahan alam yaitu menempuh kehidupan di alam kubur ataupun disebut dengan alam barzakh.Â
Dari semulanya terasa terang benderang ketika manusia itu masih hidup, lalu kemudian dibenamkan dalam perut bumi untuk segera dikuburkan tertutup tanah, serta di dalamnya keadaan menjadi gelap gulita tak bercahaya.
Adapun sifat dan keadaan alam yang ketiga ini atau disebut dengan alam barzakh (kubur), digambarkan lebih luas lagi dari keadaan alam dunia sekarang ini. Serta bersifat sementara yaitu keadaan menunggu sampai datangnya hari kiamat. Barulah memasuki fase keempat (terakhir) yaitu kehidupan yang kekal di akhirat.
Dalam Al Quranul karim dijelaskan bagaimana proses tahapan untuk masuk pada  fase kehidupan akhirat yaitu setelah manusia dibangkitkan dan dibongkar kuburannya.
wa ial-qubru bu'irat
"dan apabila kuburan-kuburan dibongkar,"
(Q.S Al-Infithar [82] : 4)
Ayat diatas menerangkan bagaimana kondisi mayat-mayat yang telah menjadi tulang belulang kemudian dibangkitkan kembali. Sehingga apabila seseorang dapat selamat dalam kuburnya, maka untuk tahapan selanjutnya akan lebih ringan. Begitupun sebaliknya, apabila seseorang tidak dapat selamat dalam alam pertama tadi ataupun alam barzakh (kubur). Maka untuk tahap-tahap selanjutnya akan lebih dahsyat lagi.
Dalam sebuah hadits diriwayatkan,
"Sesungguhnya alam kubur itu adalah tahap pertama untuk alam akhirat. Bilamana seseorang telah selamat dalam tahap pertama itu. Maka untuk tabap-tahap selanjutnya akan lebih ringan. Akan tetapi jika ia tidak selamat dalam tahap pertama tersebut maka untuk tahap-tahap selanjutnya akan lebih dahsyat" (HR. Imam Tarmidzi, Ibnu Majah, Al Hakim)
INNAMAL QABRU RAUDLATUN MIN RIYYADLIL JANNATI WAHUFRATUN MIN HUFARIN NAARI
Artinya: "Sesungguhnya kubur itu merupakan satu taman dari taman-taman Syurga, dan merupakan lubang dari lubang-lubangnya neraka".
Berdasarkan keterangan dari kedua hadits diatas jelaslah, bahwa keselamatan dan kecelakaan di alam kubur itu merupakan barometer untuk menentukkan tahap hidup yang hakiki ataupun tahap hidup yang kekal abadi.
Sebagai indikator seseorang yang dapat selamat dari hal ikhwal soal kubur, maka ia akan selamat dari ikhwal hari kiamat. Begitupun sebaliknya jika seseorang yang tidak selamat dari hal ikhwal soal kubur, maka ia akan memperoleh siksa dan kecelakaan dari hal ikhwal hari kiamat. Â
(Catatan Guskur)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H