Mohon tunggu...
Muhammad IrfanHakim
Muhammad IrfanHakim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Hanya seorang pembelajar yang berusaha untuk senantiasa belajar. Jika ada kekurangan dari tulisan saya, itu murni kesalahan & kekhilafan saya, maka mohon saran dan masukannya. Sedangkan jika terdapat kebenaran dalam tulisan saya, itu murni kebenaran dari Allah SWT.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Refleksi Menjawab Keragaman Peserta Didik dan Pemenuhan Target Kurikulum

24 Juni 2024   09:18 Diperbarui: 24 Juni 2024   09:25 1921
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sebagai seorang Guru, saya merasa yang memiliki tanggung jawab moral untuk mengantarkan peserta didik menjadi generasi emas bagi bangsa, dan memfasilitasi untuk menjadi manusia merdeka sebagaimana dicita-citakan oleh para founding parents bangsa.

Dalam pemenuhan tanggung jawab moral tersebut, langkah paling awal adalah meluruskan paradigma tentang peserta didik. Peran sentral Guru dalam pendidikan harus memperhatikan tentang bagaimana karakteristik peserta didik untuk dapat menyalakan pelita pada diri masing-masing peserta didik supaya menjadi manusia merdeka.

Paradigma tentang peserta didik merupakan pondasi untuk kemudian melanjutkan visi luhur sebagai Guru. Guru profesional, harus memiliki cara pandang (paradigma), dimana peserta didik dipandang sebagai individu-individu yang beragam, bukan seragam. Satu sama lain pasti mempunyai perbedaan.

Saya teringat dengan perkataan pepatah: "janganlah kamu menghina sesorang yang lebih rendah darimu, karena setiap orang memiliki keistimewaannya masing-masing".

Untuk itu, saya sebagai Guru dituntut untuk memiliki pemahaman bahwa, setiap peserta didik memiliki keistimewaan yang berbeda-beda. Hal tersebut dikarenakan mereka mempunyai latar belakang yang berbeda-beda, mulai dari: suku, ras, agama, dan latar belakang sosial-ekonomi), serta memiliki minat dan bakat.

Setelah paradigma tersebut sudah terinternalisasi dan menjadi kesadaran, maka memahami peserta didik bagi saya sebagai seorang Guru profesional adalah menjadi sebuah keniscayaan dan kewajiban.

Guru harus dapat memahami bagaimana kesiapan, tingkat kompetensi, minat-bakat, gaya belajar peserta didik dan lain sebagainya. Setelah pemahaman tersebut, Guru dapat memetakan peserta didik dan berusaha untuk mengakomodasi kebutuhan peserta didik dalam belajar.

Jangan sampai terjadi dalam sistem pendidikan kita, peserta didik mengalami "peredupan" sebab kebutuhannya tidak terakomodasi untuk berkembang dan Guru tidak memfasilitasi potensi peserta didik dengan baik. Jangan sampai mimpi-mimpi dan potensi peserta didik terkubur dalam dan tidak tersalurkan.

Bagi saya, memahami peserta didik merupakan sebuah tantangan yang berat namun harus dilewati sebagai bentuk pemenuhan amanah luhur.

Terdapat berbagai tantangan dan rintangan tentunya dalam memahami peserta didik. Setidaknya yang saya alami adalah seperti: dalam melakukan pendekatan secara sosial-emosional terhadap peserta didik, keterbukaan peserta didik, dan menggali informasi yang holistik dan komprehensif tentang karakteristik peserta didik.

Tantangan tersebut bagaimanapun juga harus dilalui oleh seorang Guru dan dengan berbagai cara untuk mengatasi tantangan dalam memahami peserta didik. Berbagai asesmen dapat diimplementasikan untuk memperoleh informasi yang akurat dalam memahami.

Tidak cukup hanya sekadar untuk memahami peserta didik, tetapi langkah berikutnya yakni dengan berupaya untuk mengakomodasinya. Bagi saya, Guru harus mampu menjadi fasilitator yang dapat mengakomodasi setiap keistimewaan yang dimiliki oleh peserta didik tersebut.

Kodrat alam dan kodrat zaman seorang peserta didik harus menjadi perhatian oleh Guru supaya dapat memainkan perannya sebagai pelita yang mampu menyalakan api potensi dari setiap peserta didik, supaya menjadi manusia merdeka, raushan fikr (pemikir yang tercerahkan), dan menjadi intelektual organik yang akan berperan besar bagi nusa dan bangsa. Guru yang seperti ini pasti akan selalu dikenang dan menjadi Guru yang bermakna bagi peserta didik.  

Sistem pendidikan kita sudah berkali-kali, setidaknya 11 kali mengalami perubahan kurikulum. Perubahan kurikulum tersebut bagian dari upaya untuk mengaktualisasikan atau melakukan relevansi terhadap perkembangan zaman dan pemenuhan pada kebutuhan peserta didik.

Perkembangan zaman secara linier mempengaruhi karakteristik peserta didik dan itu harus menjadi perhatian untuk menciptakan sistem pendidikan yang mampu menjawab perkembangan tersebut. Untuk itu, sebagai seorang Guru harus memiliki prinsip yang kuat untuk memenuhi target kurikulum, bahkan memiliki tekad untuk melampaui target tersebut dengan menyesuaikan karakteristik peserta didik.

Cara yang dapat dilakukan salah satunya adalah dengan menggunakan pendekatan-pendekatan pembelajaran yang terbaru dan dinilai sebagai pendekatan yang efektif dan relevan.   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun