Mohon tunggu...
Agus Fendi Handoko
Agus Fendi Handoko Mohon Tunggu... Guru - SDN 2 Sinanggul

Guru Penggerak Angkatan 7 Kab.Jepara

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4 Budaya Positif

25 Desember 2022   16:09 Diperbarui: 25 Desember 2022   16:11 450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Oleh: Agus Fendi Handoko

Calon Guru Penggerak Angkatan 7

Pada kesempatan ini Penulis sebagai Calon Guru Penggerak Angkatan 7 akan berbagi pengalaman dengan melakukan refleksi setelah mempelajari Modul 1.4 Budaya Positif. Modul ini adalah modul terakhir paket modul 1 Pendidikan Guru Penggerak. Setelah sebelumnya Penulis mempelajari Modul 1.1 Filosofi Pemikiran Ki Hajar Dewantara, Modul 1.2 Nilai dan Peran Guru Penggerak, dan Modul 1.3 Visi Guru Penggerak.

1. Peristiwa

Masih dengan alur MERDEKA, yang Penulis pelajari yaitu: Mulai dari diri, Eksplorasi konsep, Ruang kolaborasi, Demonstrasi kontekstual, Koneksi antar materi, dan Aksi nyata. Pada alur mulai dari diri Penulis menjawab beberapa pertanyaan pemantik di LMS untuk mengaktifkan pengetahuan awal yang telah Penulis pelajari sebelumnya tentang konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara yang dihubungkan dengan konsep lingkungan budaya positif di sekolah.

Selanjutnya alur eksplorasi konsep yang didalamnya mengupas tentang disiplin positif  dan nilai-nilai kebajikan universal , teori motivasi, hukuman, penghargaan dan restitusi, keyakinan kelas, kebutuhan dasar manusia dan dunia berkualitas, lima posisi kontrol, dan segitiga restitusi.

Pada alur ruang kolaborasi Penulis kolaborasi dengan CGP lainnya dalam satu kelas yang telah dibagi oleh Fasilitator. Diskusi membahas dan menganalisis beberapa kasus yang disediakan di LMS kemudian di hari berikutnya presentasi melalui forum diskusi bersama kelompok lain dalam satu kelas yang difasilitasi oleh Fasil.

Setelah mendapatkan pemahaman dari Fasilitator alur selanjutnya demonstrasi kontekstual dengan melakukan praktik segitiga restitusi di sekolah. Selama praktik segitiga restitusi Penulis bersama murid-murid, Penulis mendokumentasikan restitusi yang telah dipraktikan melalui rekam video. Video tersebut diunggah ke kanal Youtube selanjutnya dikirim ke LMS sebagai bukti tugas praktik segitiga restitusi.

Pemahaman Penulis semakin mendalam setelah mengikuti alur elaborasi pemahaman bersama Instruktur. Karena modul 1.4 materinya cukup banyak, sehingga alur ini cukup membantu Penulis dalam memahami materi secara tersirat.

Selanjutnya alur koneksi antar materi penulis membuat keterkaitan konsep budaya positif dengan modul 1.1, 1.2 dan modul 1.3. Kemudian menyusun langkah dan strategi yang lebih efektif, konkret, dan realistis untuk mewujudkan budaya positif di sekolah. Kesimpulan dan refleksi dibuat penulis dengan memperhatikan rubrik penilaian yang ada di LMS dalam bentuk video dan file pdf. Selanjutnya penulis mengirim tautan yang sudah diunggah di kanal Youtube dan Ebook di LMS penulis.

Di penghujung modul 1.4 penulis sebagai Calon Guru Penggerak membuat aksi nyata. Aksi nyata dimulai dengan membuat power point untuk presentasi berbagi pemahaman dalam menerapkan budaya positif di kelas dengan 10 orang. Selama pelaksanaan penulis merekam kegiatan dan hasilnya diunggah ke kanal Youtube dan PMM dengan memperhatikan rubrik penilaian di LMS. Selanjutnya penulis mengirim tugas di LMS dengan mengirim tautan video dan screenshoot dari PMM . Selain itu penulis juga tidak lupa membuat jurnal refleksi dwi mingguan sebagai upaya perbaikan dan tindak lanjut pada diri penulis.

2. Perasaan

Yang dirasa penulis selama mempelajari Modul 1.4 senang dan bangga dapat menjadi bagian dari Calan Guru Penggerak sehingga dapat mempelajari materi budaya positif, karena sebelumnya belum sepenuhnya mengetahui tentang budaya positif. Penulis juga merasa tertantang untuk mengimplementasikan apa yang telah dipelajari ke dalam aksi nyata baik di kelas maupun di lingkungan sekolah. Agar lebih bermanfaat penulis juga akan berbagi dan berkolaborasi dengan teman sejawat dan orang lain mengimplementasikan budaya positif di lingkungan sekolah.

3. Pembelajaran

Saya menyadari betapa pentingnya penerapan budaya positif di sekolah setelah mempelajari modul 1.4. Implementasi budaya positif di sekolah perlu konsistensi dan kolaborasi antar pemangku kepentingan . Selain itu kebutuhan dasar manusia juga perlu di upayakan untuk memenuhi kebutuhan dasar warga sekolah untuk menciptakan budaya positif. Penulis sebagai guru juga perlu memahami dan memposisikan dirinya dalam 5 posisi kontrol yaitu: penghukum, pembuat merasa bersalah, teman, pemantau, dan manajer. Posisi kontrol yang paling ideal adalah manajer, oleh karena itu penulis sebagai guru harus berusaha menempatkan dirinya pada posisi manajer.

Dalam menyelesaikan masalah, penulis memposisikan dirinya dalam posisi manajer menggunakan segitiga restitusi. Tahapan dalam segitiga restitusi yaitu: menstabilkan identitas, validasi tindakan yang salah, dan menanyakan keyakinan kelas. Tindakan terhadap suatu pelanggaran umumnya berbentuk hukuman dan konsekuensi yang dirasa kurang tepat karena dapat menimbulkan rasa sakit dan ketidaknyamanan murid. Untuk itu diperlukan cara untuk melatih disiplin positif pada murid. Restitusi sebagai proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan mereka, sehingga mereka dapat kembali pada kelompok mereka, dengan karakter yang lebih kuat (Gossen; 2004). Restitusi tujuannya adalah menjadikan murid menghargai nilai-nilai kebajikan yang mereka percayai

4. Penerapan

Setelah mempelajari modul 1.4 budaya positif penulis lebih tenang dan sabar dalam menghadapi berbagai permasalahan yang dihadapi murid. Penulis akan menempatkan diri pada posisi manajer secara konsisten. Penulis sebagai guru akan membuat keyakinan kelas bersama murid untuk menjalankan budaya positif sebagai upaya menebalkan laku murid sesuai dengan profil pelajar Pancasila. Untuk menerapkan budaya positif di kelas/sekolah Penulis sebagai guru selalu berkomunikasi dan berkolaborasi dengan murid, teman sejawat, kepala sekolah, komite sekolah, orang tua/wali dan warga sekitar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun