Mohon tunggu...
Gusdila Fitri Yanti
Gusdila Fitri Yanti Mohon Tunggu... Guru - Guru

Setiap orang adalah guru, setiap rumah adalah sekolah (Ki Hajar Dewantara)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Rangkuman Koneksi Antar Materi Modul 1.3 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

6 Agustus 2024   11:11 Diperbarui: 6 Agustus 2024   11:12 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dalam pengambilan suatu keputusan, seringkali kita bersinggungan dengan prinsip-prinsip etika. Etika di sini tidak berkaitan dengan preferensi pribadi seseorang, namun merupakan sesuatu yang berlaku secara universal, seperti yang telah disampaikan di atas. Seseorang yang memiliki penalaran yang baik, sepantasnya menghargai konsep-konsep dan prinsip-prinsip etika yang pasti.  Prinsip-prinsip etika sendiri berdasarkan pada nilai-nilai kebajikan universal yang disepakati dan disetujui bersama, lepas dari latar belakang sosial, bahasa, suku bangsa, maupun agama seseorang. 

Diane Gossen (1998) seorang pakar pendidikan dan praktisi disiplin positif mengemukakan bahwa pemahaman terhadap nilai-nilai kebajikan universal ini merupakan hal kunci yang perlu diajarkan kepada murid-murid kita. Selanjutnya Gossen berpendapat bahwa bila kita ingin menumbuhkan motivasi instrinsik dari dalam diri seseorang, maka tumbuhkan pemahaman terhadap nilai-nilai kebajikan universal. Nilai-nilai kebajikan universal bisa berupa antara lain Keadilan, Keselamatan, Tanggung Jawab, Kejujuran, Rasa Syukur, Lurus Hati, Berprinsip, Integritas, Kasih Sayang, Rajin, Berkomitmen, Percaya Diri, Kesabaran, Keamanan, dan lain-lain.

Dalam keterampilan pengambilan keputusan seringkali berbagai kepentingan saling bersinggungan, dan ada pihak-pihak yang akan merasa dirugikan atau tidak puas atas keputusan yang telah diambil. Perlu diingat bahwa kegiatan pengambilan keputusan adalah suatu keterampilan, semakin sering kita melakukannya maka semakin terlatih, fokus, dan tepat sasaran. 

Sesulit apapun keputusan yang harus diambil untuk permasalahan yang sama-sama benar, sebagai seorang pemimpin , kita perlu mendasarkan keputusan kita pada 3 unsur yaitu berpihak pada murid, berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal, dan bertanggung jawab terhadap segala konsekuensi dari keputusan yang diambil.

Ada empat paradigma yang terjadi dalam situasi dilema etika yang bisa dikategorikan menjadi 

1) Individu lawan kelompok (individual vs community)

Dalam paradigma ini ada pertentangan antara kepentingan individu lawan sebuah kelompok yang lebih besar dimana individu ini juga menjadi bagiannya. Paradigma ini bisa juga berhubungan antara konflik kepentingan pribadi lawan kepentingan orang lain, atau kelompok kecil lawan kelompok besar.

2) Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)

Dalam paradigma ini, antara mengikuti aturan tertulis atau tidak mengikuti aturan sepenuhnya. Kita bisa memilih dengan berlaku adil dengan memperlakukan hal yang sama bagi semua orang, atau membuat pengecualian dengan kemurahan hati dan kasih sayang.

3) Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)

Kejujuran dan kesetiaan seringkali menjadi nilai-nilai yang bertentangan dalam situasi dilema etika. Kadang kita harus memilih antara jujur atau setia atau bertanggungjawab kepada orang lain. 

4) Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)

Paradigma ini paling sering terjadi dan paling mudah diamati. Seringkali kita harus memilih keputusan yang kelihatannya terbaik untuk saat ini atau terbaik untuk masa yang akan datang. Paradigma ini bisa terjadi pada hal-hal yang setiap harinya terjadi pada kita, atau pada lingkup yang lebih luas, misalnya pada isu-isu secara global.

Etika sendiri tentunya bersifat relatif, dan bergantung pada kondisi dan situasi, dan tidak ada aturan baku yang berlaku. Tentunya ada prinsip-prinsip yang lain, namun ketiga prinsip di sini adalah yang paling sering dikenali dan digunakan. Dalam seminar-seminar, ketiga prinsip ini yang seringkali membantu  dalam menghadapi pilihan-pilihan yang penuh tantangan, yang harus dihadapi pada dunia saat ini. (Kidder, 2009, hal 144). Ketiga prinsip tersebut adalah:

  1. Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
  2. Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
  3. Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)

Suatu pengambilan keputusan, walaupun telah berlandaskan pada suatu prinsip atau nilai-nilai tertentu, tetap akan memiliki konsekuensi yang mengikutinya. Pada akhirnya kita perlu mengingat kembali hendaknya setiap keputusan yang kita ambil didasarkan pada rasa penuh tanggung jawab, nilai-nilai kebajikan universal, serta berpihak pada murid.

Sembilan langkah dalam pengambilan keputusan yaitu:

1) Mengenali nilai-nilai saling bertentangan

2) Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini

3) kumpulkan fakta-fakta yang relevan

4) Pengujian benar atau salah

5) Pengujian paradigma benar lawan benar

6) Melakukan prinsip resolusi

7) Investigasi opsi trilema

8) Buat keputusan

9) Lihat lagi keputusan dan refleksikan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun