Mohon tunggu...
Gusdila Fitri Yanti
Gusdila Fitri Yanti Mohon Tunggu... Guru - Guru

Setiap orang adalah guru, setiap rumah adalah sekolah (Ki Hajar Dewantara)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menciptakan Generasi Z Berkarakter

20 November 2022   20:18 Diperbarui: 20 November 2022   20:33 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Bertanggung jawab. Bertanggung jawab berarti berani mengambil resiko terhadap tindakan yang telah diperbuat. Peserta didik sangat dituntut untuk bertanggung jawab terhadap apa yang telah dilakukannya, baik terhadap diri sendiri, lingkungan masyarakat dan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Karakteristik Generasi Z

Karakteristik Generasi Z Menurut Tapscottdalam Islami (2016), generasi Z adalah golongan yang dilahirkan tahun 1998 hingga 2009. Generasi Z adalah generasi teknologi. Mereka telah mulai mengenal internet dan web seiring dengan usia mereka sejak mereka masih kecil. Generasi Z telah dikenalkan dengan dunia laman sosial sejak kecil. Generasi Z adalah orang yang lahir ketika teknologi telah menguasai dunia, oleh karena itu generasi ini dikenal sebagai thesilentgeneration, generasi senyap dan generasi internet. Generasi Z, disebut juga iGeneration atau generasi internet (Putra, 2016).

Dill (2015) mengemukakan bahwa Forbes Magazine membuat survei tentang generasi Z di Amerika Utara dan Selatan, di Afrika, di Eropa, di Asia dan di Timur Tengah. 49 ribu anak-anak ditanya. Atas dasar hasil itu dapat dikatakan bahwa generasi Z adalah generasi global pertama yang nyata.. Smartphone dan media sosial tidak dilihat sebagai perangkat dan platform, tapi lebih pada cara hidup. Kedengarannya gila, tapi beberapa penelitian mendukung klaim ini. Sebuah studi oleh Goldman Sachs menemukan bahwa hampir setengah dari Gen Zers terhubung secara online selama 10 jam sehari atau lebih. Studi lain menemukan bahwa seperlima dari Z Gen mengalami gejala negatif ketika dijauhkan dari perangkat smartphone mereka. Cepat merasa puas diri bukanlah sebuah kata yang mencerminkan generasi Z. Sebanyak 75% dari Gen Z bahkan tertarik untuk memegang beberapa posisi sekaligus dalam sebuah perusahaan, jika itu bisa mempercepat karier mereka.

Menyiapkan Generasi Z yang berkarakter

Lembaga pendidikan atau sekolah saat ini sedang dipenuhi generasi Z, kesadaran pengelola sekolah (kepala sekolah, guru dan karyawan) untuk menghadapi generasi Z menjadi sangat penting. Karena sekolah merupakan salah satu institusi yang dipercaya untuk menyiapkan generasi dimasa yang akan datang. 

Jika sekolah tetap menerapkan model pembelajaran persis 10 tahun lalu dengan tidak memperhatikan perkembangan zaman, bisa diyakini generasi Z ini tidak akan terdidik dengan baik. Lalu apa yang harus dilakukan oleh lembaga pendidikan dalam mendidik generasi Z agar selain pandai dalam teknologi juga memiliki karakter yang baik. 

Pertama memanfaatkan teknologi informasi. Salah satu karakteristik Generasi Z akan produktif jika tetap terhubung internet dan media sosial. Karenanya sekolah harus memasukan nilai-nilai karakter yang baik dalam memanfaatkan teknologi ini sebagai media pembelajaran agar peserta didik produktif dalam teknologi namun tetap menjaga nilai karakter yang dimiliki setiap peserta didik.

Pengawasan terhadap penggunaan smartphone dalam pembelajaran adalah salah satu contoh penjagaan dan memanfaatkan teknologi agar siswa tetap produktif namun tetap menjaga karakter yang dimiliki. Pembelajaran melalui sosial media tetap harus dikembangkan sekolah namun dengan pengawasan. 

Karena pada anak generasi Z cenderung aktif disosial media maka kita harus lebih bijak memanfaatkan sosial media sebagai tempat belajar dan menjaga agar tidak melenceng dari norma yang ada, contohnya saja membuat grup belajar dari Facebook, WhatsApp, dan sebagainya tetapi dari guru ada yang masuk dalam grup tersebut dan penilaian tidak hanya sekedar dari hasil siswa tapi juga memasukan unsur karakter baik kejujuran, kata yang sopan atau kerja sama dalam indicator penilaian, sehingg adengan sosial media tersebuat dapat belajar dimana saja dan kapan saja, guru juga dapat mengawasi siswa dimana saja dan kapan saja. Dalam alam pikiran mereka sudah banyak informasi yang mereka dapatkan. 

Dalam otaknya terlalu banyak variable-variable yang harus mereka hubungkan. Tugas sekolah adalah memberikan mereka bekal untuk menghubungkan antar variable tersebut bahkan memfilter variable-variable yang tidak bermanfaat bagi kehidupannya, juga tetap mengingatkan akan karakter yang akan selalu dipakai peserta didik seumur hidupnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun