Mohon tunggu...
Gusblero Free
Gusblero Free Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis Freelance

Ketika semua informasi tak beda Fiksi, hanya Kita menjadi Kisah Nyata

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi Idul Adha

11 Agustus 2019   07:39 Diperbarui: 11 Agustus 2019   08:27 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

TENTANG CINTA

Ada teman bertanya,

apakah makna cinta yang sebenarnya?

Saya tercenung, hmm...itu bukanlah pertanyaan sederhana.

Melihat cinta, seperti cinta Rumi kepada Syam,

jelas bukan semata perasaan ingin memiliki.

Keduanya yang sama-sama alim adalah sama-sama lelaki,

namun dua-berdua mereka juga menyatakan cinta.

Lalu seperti apakah bentuk cinta dalam gambaran yang sesungguhnya?

Orang-orang yang rela maju ke medan peperangan

meninggalkan keluarganya yang dicintai,

apakah mereka mencari cinta yang lebih tinggi lagi?

Bukan sekadar cinta yang terperangkap

dalam sangkar kecantikan dan wajah nan rupawan

Namun dititik mana sejatinya kita ingin

menaruh cawan yang dengannya kita ingin berbagi.

Kisah Layla Majnun sebenarnya juga bukan kisah cinta jasad semata

Kisah para pemuda yang mencintai malam

Karena malam adalah keheningan, hingga

mereka bisa meluapkan rasa syukurnya pada Kekasih Sejati

dalam ke-masyuk-an yang tak terhalang

Seorang pecinta selalu terjaga pada apa yang dicintai.

Melihat benda-benda yang disukai, ia teringat pada Kekasihnya

Ia selalu terbayang akan Kekasihnya

Hingga pada setiap nafasnya berkobarlah rindu dalam dirinya

Cinta yang kaffah, cinta dengan pengorbanan yang melampaui logika

seperti cinta segitiga Ismail, Ibrahim 'alaihi salam dan Allahnya

Cinta karena Allah, yang dengannya Allah mencintaimu

Gusblero, 9 Agustus 2019

ANTARA TUAN DAN SANG PECINTA

Karena Cinta memiliki caranya sendiri dalam menunjukkan kasih sayangnya

Maka begitulah seorang Tuan memperlakukan kucing kesayangannya

Ia memainkan ikan di tangan untuk menggodanya

Kucing pun melompat sekali dua kali hingga tujuh kali

Bahkan hingga terjatuh lalu akhirnya Sang Tuan menyerahkannya

Memberinya makan, mengelus-elusnya, menunjukkan rasa cintanya

Sang Maha Cinta dan Sang Pecinta tahu bagaimana saling menerapkan cinta

Seperti Tuan dan kucingnya

Lalu bagaimana denganmu?

Engkau merengek dan meratap ribuan kali

Namun ketika Sang Maha Cinta datang membawa rejeki dengan menggodamu

Engkau meninggalkannya begitu saja

Engkau tak suka dengan cara Tuanmu memperlakukanmu

Atau barangkali engkau memang tak layak untuk menjadi kucing kesayangannya

Engkau berlari kesana kemari namun jalan rejeki tak pernah ditemu

Sementara engkau tinggalkan Tuan sayangmu yang hanya ingin mencandaimu

Dan engkau masih berkata: Dia tak mempedulikanmu?

Gusblero, 13 Juni 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun