Seperti air yang mengalir, pertama-tama ia akan melihat dan mengikuti apa maunya kearifan lokal yang menjadi tradisi setempat. Lalu dengan kehendak-Nya Allah, mengajarkan tuntunan agama dengan cara yang sangat mudah diikuti para pengikutnya.
Ia memiliki metode yang sangat mempesona dan tidak terburu-buru mematahkan akar keyakinan yang ada. Ia dengan sangat sempurna bisa mengarahkan masyarakat yang tadinya tidak memiliki kejelasan sama sekali hendak menyembah batu, kayu, candi, langit, bumi atau lainnya. Ia adalah pembimbing masyarakat Jawa dalam mengenal guru jati, pemahaman pada diri sendiri, Tuhan yang ada di hati tiap makhluk.
Sing sapa reka bisa nglakoni,
Amutih lawan anawaha,
Patang puluh dina wae
Lan tangi wektu subuh,
Lan den sabar sakuring ati
Ing sa-Allah tinekan,
Sakarsanireku,
Tumrap sanak rajatinira
Saking sawabe ngelmu pangiket kami,