Raden Sahid, Kanjeng Sunan Kalijaga, sebagai seorang mubaligh, ia hadir dalam rekam jejak tradisi masyarakat bukan untuk menggenapi tahayul. Seperti pada tradisi Merti Desa yang ia ikut mengawal di dalamnya. Ia mengajarkan satu hal pokok tentang esensi keimanan. Berdoa atau menyebut Asma Allah itu bukan hanya sebatas pada saat kita ingin mengerjakan sesuatu, mengharapkan sesuatu. Namun Asma Allah juga perlu dihadirkan pada saat kita ingin mengungkapkan rasa syukur.
Bismillah, kanti Asma Allah, ting..........nyala! 
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H