Mohon tunggu...
Yoyok Suharto SE MM
Yoyok Suharto SE MM Mohon Tunggu... Motivator dan Life Coach -

Yoyok Suharto adalah seorang motivator yang mengkhususkan pada bidang Harmonisasi Kerja para pegawai dan persiapan Pensiun Bahagia, Selain sebagai Motivator, Yoyok Suharto adalah seorang Master of Spiritual Life serta pengusaha Batik Kumoro Joyo yang beralamatkan di jalan lowanu No. 8 Yogyakarta. Yoyok Suharto juga merupakan seorang pengasuh Majelis Ta'lim Al Furqon Yogyakarta serta sebagai pengasuh komunitas Suluk Sastra Gending Mataram. Disela sela kesibukannya selalu menyempatkan waktu untuk menulis artikel yang berkaitan dengan pembentukan karakter Manusia untuk menjadi pribadi yang lebih mulia. Yang saat ini dapat diakases melalui website www.yoyoksuharto.com .

Selanjutnya

Tutup

Money

Hakikat Puasa di Bulan Ramadhan

15 Mei 2018   11:39 Diperbarui: 16 Mei 2018   09:33 2097
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa hal perlu kita garis bawahi tentang hakikat puasa agar jiwa kita benar-benar menjadi bersih, yaitu :

Agar setelah puasa kalimat yang kita ucapkan dan kita tuliskan benar-benar baik dan tidak kotor lagi, seperti yang tertuang dalam Al-Qur'an Surat Ibrahim ayat 24, 25 dan 26. Yang artinya :

ayat (24) : "Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Rabbnya;"

ayat (25) : "Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat ;"

Ayat (26) : "Dan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi, tidak dapat tetap (tegak) sedikitpun."

Mungkin selama ini kita pernah berkat-kata yang jelek, seperti mengumpat kepada orang lain, berdusta, mencela dan lain-lain, harapannya setelah kita berpuasa di bulan suci ramadhan kita hanya akan mengucapkan dan menuliskan kalimat yang lebih baik serta penuh kasih sayang dan nilai-nilai kepedulian dalam kehidupan.

  • Menyucikan Pikiran Negatif Kita.

Barangkali kita sering berpikir negatif, seperti : berprasangka jelek terhadap nasib hidup kita, berprasangka jelek terhadap pasangan hidup kita, berprasangka jelek terhadap lingkungan kita, pernah memiliki pikiran yang merugikan orang lain dan lain-lain. Setelah kita berpuasa sebulan penuh tentunya kita diharapkan tidak lagi memiliki pikiran negatif atau pikiran yang dapat merugikan diri sendiri atau merugikan orang lain. Agar target puasa kita mencapai sasaran akan lebih tepat guna lagi jika niat puasa kita juga difokuskan untuk membersihkan pikiran negatif yang ada di dalam otak kita.

Kondisi ini tentu ada relevansinya dengan surat Al Baqoroh ayat 185 yang artinya: "(beberapa hari yang di tentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya di turunkan (permulaan) Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan yang bathil). Karena itu barang siapa diantara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barang siapa yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang di tinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu, dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur".

Bila pikiran kita di penuhi dengan pikiran positif tentunya cahaya Al Furqon ( Cahaya pembeda yang haq dan yang bathil) benar-benar akan menjadi kekuatan kita untuk selalu berpikir positif dalam menjalani kehidupan yang berhubungan dengan Allah maupun dengan sesama manusia.

  • Menyucikan Hati.

Mungkin hati kita sampai saat ini masih dipenuhi dengan kecemasan, ketakutan, kebencian, dendam dan hal-hal lain yang dapat merugikan diri kita sendiri dan orang lain. Semua itu perlu disucikan agar hati kita berubah menjadi hati yang penuh dengan rasa syukur dan bukan kufur kepada Allah SWT. 

Kebeningan hati tentunya sangat di butuhkan dalam menjalani kehidupan ini, semua itu agar kita benar-benar bisa merasakan nikmat yang diberikan Allah kepada kita, sehingga kita tidak lagi protes dengan keadaan yang sedang kita jalani, melainkan selalu bersyukur atas segala nikmat yang diberikan Allah kepada kita. Selain itu dengan kebeningan hati maka diharapkan perjalanan kehidupan kita selalu selamat baik kehidupan dunia maupun kehidupan akhirat.

  • Menyucikan Perbuatan Kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun