Mohon tunggu...
Sholahuddin
Sholahuddin Mohon Tunggu... Jurnalis - Pekerja Media

Laki-laki pencari Tuhan. Lahir di Boyolali, Jateng. Bekerja di sebuah penerbitan pers di Solo.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Andai Indonesia Tanpa Facebook

12 April 2018   12:02 Diperbarui: 17 April 2018   11:07 3993
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang menjadi perhatian saya justru para pengguna FB untuk kepentingan mencari nafkah, jualan online, misalnya. Mereka akan terkena dampak secara langsung pemblokiran FB. Mereka bakal kehilangan channel murah untuk kepentingan pemasaran, baik sebagai media promosi hingga untuk transaksi bisnis. Meski mereka bisa juga beralih ke channel lain untuk media berdagang. Namun pasti mereka akan merasa kehilangan atas platform  yang selama ini mereka gunakan. Bagi pengguna FB untuk narsis, saya tidak peduli. Toh tanpa narsis pun mereka tetap bisa hidup wajar (bahkan lebih berkualitas).

Dalam perspektif politik, penutupan FB layak kita syukuri. Hal itu paling tidak akan sedikit menurunkan tensi politik yang terus menegang akhir-akhir ini. Petualang politik juga tidak bisa memanfaatkan data perilaku pengguna FB untuk sasaran kampanye politik. Silakan cari cara lain untuk berkampanye. Padahal Ketua DPR Bambang Soesatyo sudah mewanti-wanti partai politik bisa menggunakan teknologi big data untuk kepentingan pemilu.  

Selama kampanye (atau propaganda?) dilakukan secara elegan, itu bagian dari proses berdemokrasi yang patut kita harga. Kelompok-kelompok radikal juga tidak bisa lagi memanfaatkan FB untuk penyebaran ideologi mereka. Tak ada kesempatan di FB Indonesia untuk merekrut "para pengantin" sebagai martir bom bunuh diri.  

Jadi, secara umum tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan terhadap penutupan FB di Indonesia. Meski ada perasaan "kecanduan" sebagian orang terhadap FB, toh hal itu tidak menyangkut hal strategis bagi kehidupan umat manusia.  Saya yakin semua tetap akan berjalan secara wajar. Peringatan pemerintah Indonesia kepada FB hendaknya menjadi pintu kritik kepada perusahaan raksasa itu. 

Selama ini relasi perusahaan FB dan user adalah hubungan saling menguntungkan. Pengguna bisa membuka akun FB tanpa harus bayar.

Risikonya kita "menyerahkan" sebagian identitas, perilaku, pandangan dan habit kita kepada perusahaan itu. Pemilik FB kemudian menggunakan platform interaksi di dunia maya itu sebagai jalan untuk mendapatkan profit dan membangun pengaruh.

Toh demikian, meski FB bisa menguasai data-data penting milik pengguna, tak semerta-merta FB bisa memanfaatkannya untuk kepentingan dirinya maupun pihak ketiga. Dalam bisnis, kita mengenal etika bisnis. Ada hal-hal tertentu yang bersifat privat yang tidak bisa digunakan seenaknya tanpa seizin si empunya....

So, apa yang perlu dikhawatirkan terhadap penutupan FB? Ah, gak ada tuh....

Solo, 12 April 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun