Mohon tunggu...
Sholahuddin
Sholahuddin Mohon Tunggu... Jurnalis - Pekerja Media

Laki-laki pencari Tuhan. Lahir di Boyolali, Jateng. Bekerja di sebuah penerbitan pers di Solo.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dari Keluarga untuk Indonesia...

3 September 2015   19:53 Diperbarui: 3 September 2015   20:13 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tantangan Berat

Pada 2020-2030 Indonesia diprediksi akan menghadapi bonus demografi. Struktur penduduk akan didominasi penduduk usia produktif pada rentang umur 15-64 tahun yang terjadi akibat transisi demografi karena suksesnya program Keluarga Berancana (KB) serta program pembanguan lainnya. Presiden Joko Widodo mengingatkan pada 2020-2030 struktur penduduk di usia di bawah 15 tahun dan di atas 65 tahun sekitar 30 persen. Artinya usia produktif sekitar 70 persen. Luar biasa besar. Bonus demografi bisa menjadi pedang bermata dua. Di satu sisi menjadi berkah bila kita berhasil memanfaatkannya, sedangkan akan menjadi bencana apabila kualias manusia Indonesia tidak disiapkan dengan baik (www.kompas.com/, 1/8/2015).

Karena itu dr. Abidinsyah Siregar dalam acara Nangkring Kompasiana-BKKBN itu mengingatkan agar bonus demografi tidak menjadi beban di masa depan, kuncinya menciptakan generasi muda yang kreatif dan inovatif. Menurut saya, generasi kreatif dan inovatif adalah generasi yang selalu berinisiatif menciptakan, berkreasi hal-hal baru yang bernilai tambah (added value), baik bagi dirinya maupun lingkungannya. Jadi, bukan hanya usianya yang produktif, tapi juga produktif membuat karya. Lantas bagaimana agar generasi muda ini mampu menjadi manusia kreatif dan inovatif? Nah, ini juga menjadi pekerjaan rumah bangsa ini. Belum lagi tiga masalah besar yang menyerang anak muda : seks bebas, pengaruh obat-obat terlarang, serta ancaman HIV/AIDS. Pendikan seks sejak dini, penyadaran tentang bahaya obat-abatan terlarang serta menjauhkan anak muda dari perilaku yang menjadi tempat penularan HIV. Langkah BKKBN menggandeng para blogger yang umumnya anak muda merupakan langkah pas. Tinggal menindaklanjuti program-program mendidik buat “generasi-generasi digital” ini.

Memang berat merevolusi mental agar keluarga berfungsi sesuai basisnya. Tapi kita tetap optimistis memulai melangkah, karena optimisme adalah separuh dari kesuksesan. Mengembalikan keluarga sebagai fondasi nilai-nilai moral, persahabatan, keintiman dan cinta kasih. Bangsa Indonesia mulai siuman untuk bersemangat membangun karakter. Keluarga kecil dan sejahtera adalah pilarnya...

Semoga...

Solo, 3 September 2015

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun