Dengan asumsi perang biologis, maka vaksin yang dikembangkan pun dalam benak masyarakat yang anti vaksin, adalah justru bagian yang memperparah keadaan, apalagi pengadaan dan kecepatan vaksinnya demikian cepat, dibanding pengembangan vaksin-vaksin lainnya yang minimal membutuhkan satu dekade sebelum digunakan kepada masyarakat.
Konspirasi mengurangi populasi manusia, bagi yang sudah mempercayai teori konspirasi apapun bisa dihubungkan. Silakan baca tulisan Pahrevi Mahardhika di Kompasiana “Penduduk Dunia (Seharusnya) 500 Juta Jiwa”. Lalu Novelnya Dan Brown, “Inferno”, bercerita juga bagaimana mengurangi setengah dari populasi yang ada, melalui virus yang akan disebarkan melalui air di bawah tanah yang digambarkan berada di bekas waduk terbesar di Turki, tepatnya di Yerebatan Sarayi (Istana yang Tenggelam), salah tempat wisata yang ramai dikunjungi turis yang berkunjung ke Turki. Semuanya mengarah kepada pengurangan populasi manusia? Benarkah?
Sampai- sampai seorang teman dekat saya mengatakan, pandemi sekarang seperti ada yang merancang dengan perencanaan yang sangat matang. Teman saya melanjutkan coba lihat keuntungan yang diraih berbagai aplikasi daring, begitu pandemi terjadi hal-hal untuk mendukungnya seperti sudah disiapkan. Semua menjadi tergantung pada aplikasi.
Faktor ketiga di luar kedua faktor ketakutan tadi, penyakit dan vaksin diciptakan oleh orang atau lembaga yang sama, atau semata-mata untuk kepentingan bisnis. Untuk menciptakan keuntungan dari penyakit yang ada, tidak murni lagi seperti vaksin-vaksin yang sebelumnya.
Anggapan pada ketiga hal tadi akan terus berlangsung dengan masing-masing pihak mencari pembenaran dan argumennya masing-masing. Anda di pihak mana?
Itulah tantangan terberat, ketika justru informasi dengan mudahnya kita dapatkan, semua membangun argumentasinya masing-masing, dan terjadilah perdebatan yang tiada ujung.
Kampanye Terbaik
Lepas dari semua keraguan itu, yang perlu terus dikampanyekan adalah bahwa vaksin yang sekarang sangat berguna. Testimoni dari yang sudah divaksin sangat diperlukan untuk melawan berbagai keraguan tadi. Perubahan untuk mengubah perilaku butuh waktu dan contoh. Presiden Jokowi sudah menerima tantangan untuk disuntik duluan, lepas apakah anda pendukung atau bukan. Beberapa pesohor juga sudah. Belum ada berita kejadian yang menghebohkan akibat divaksin. Selain berita Rafi Ahmad yang menghadiri sebuah pesta setelah menerima vaksin. Namun bukan tentang dampak dari vaksinnya.
Jadi kampanye yang harus dilakukan harus mengdepankan pendekatan yang humanis, seperti :
Vaksinasi adalah perlindungan bagi orang-orang yang kita sayangi, seperti yang disampaikan di awal tulisan.
Vaksinasi, mempercepat pemulihan kondisi normal, terutama kegiatan ekonomi sehingga masyarakat bisa segera bangkit.