Mohon tunggu...
Syabar Suwardiman
Syabar Suwardiman Mohon Tunggu... Guru - Bekerjalah dengan sepenuh hatimu

Saya Guru di BBS, lulusan Antrop UNPAD tinggal di Bogor. Mari berbagi pengetahuan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kalian Saja yang Divaksin, Aku Tidak

29 Januari 2021   17:01 Diperbarui: 29 Januari 2021   17:16 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan asumsi perang biologis, maka vaksin yang dikembangkan pun dalam benak masyarakat yang anti vaksin, adalah justru bagian yang memperparah keadaan, apalagi pengadaan dan kecepatan vaksinnya demikian cepat, dibanding pengembangan vaksin-vaksin lainnya yang minimal membutuhkan satu dekade sebelum digunakan kepada masyarakat.

Konspirasi mengurangi populasi manusia,  bagi yang sudah mempercayai teori konspirasi apapun bisa dihubungkan.  Silakan baca tulisan Pahrevi Mahardhika di Kompasiana “Penduduk Dunia (Seharusnya) 500 Juta Jiwa”.  Lalu Novelnya Dan Brown, “Inferno”, bercerita juga bagaimana mengurangi setengah dari populasi yang ada, melalui virus yang akan disebarkan melalui air di bawah tanah yang digambarkan berada di bekas waduk terbesar di Turki, tepatnya di Yerebatan Sarayi (Istana yang Tenggelam), salah tempat wisata yang ramai dikunjungi turis yang berkunjung ke Turki.  Semuanya mengarah kepada pengurangan populasi manusia? Benarkah?

Sampai- sampai seorang teman dekat saya mengatakan, pandemi sekarang seperti ada yang merancang dengan perencanaan yang sangat matang. Teman saya melanjutkan coba lihat keuntungan yang diraih  berbagai aplikasi daring, begitu pandemi terjadi hal-hal untuk mendukungnya seperti sudah disiapkan. Semua menjadi tergantung pada aplikasi. 

Faktor ketiga di luar kedua faktor ketakutan tadi, penyakit dan vaksin diciptakan oleh orang atau lembaga yang sama, atau semata-mata untuk kepentingan bisnis. Untuk menciptakan keuntungan dari penyakit yang ada, tidak murni lagi seperti vaksin-vaksin yang sebelumnya.  

Anggapan pada ketiga hal tadi akan terus berlangsung dengan masing-masing pihak mencari pembenaran dan argumennya masing-masing.  Anda di pihak mana?

Itulah tantangan terberat, ketika justru informasi dengan mudahnya kita dapatkan, semua membangun argumentasinya masing-masing, dan terjadilah perdebatan yang tiada ujung.

Kampanye Terbaik

Lepas dari semua keraguan itu, yang perlu terus dikampanyekan adalah bahwa vaksin yang sekarang sangat berguna.  Testimoni dari yang sudah divaksin sangat diperlukan untuk melawan berbagai keraguan tadi.  Perubahan untuk mengubah perilaku butuh waktu dan contoh.  Presiden Jokowi sudah menerima tantangan untuk disuntik duluan, lepas apakah anda pendukung atau bukan.  Beberapa pesohor juga sudah.  Belum ada berita kejadian yang menghebohkan akibat divaksin.  Selain berita Rafi Ahmad yang menghadiri sebuah pesta setelah menerima vaksin.  Namun bukan tentang dampak dari  vaksinnya.

Jadi kampanye yang harus dilakukan harus mengdepankan pendekatan yang humanis, seperti :

Vaksinasi adalah perlindungan bagi orang-orang yang kita sayangi, seperti yang disampaikan di awal tulisan.

Vaksinasi, mempercepat pemulihan kondisi normal, terutama kegiatan ekonomi sehingga masyarakat bisa segera bangkit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun