PENGANTAR
Guru Penggerak sebagai pelaku dan penyampai REVOLUSI PENDIDIKAN yang sebagai martil Menuntun filosofis KHD, mensosialisasikan MERDEKA BELAJAR dengan ING NGARSO SUNTULODO, ING MADYO MANGUN KARSO DAN TUT WURI HANDAYANI, Menuntun dengan memperhatikan Kodrat Keadaan baik alami berupa sifat dan bentuk, serta kodrat jaman berupa isi dan irama (SBII) mengawal dengan TRIKON sehingga pendidikan dengan peran sekolah, orang tua dan siswa sinergi dengan pemangku kebijakan dan masyarakat secara umum, sehingga kebahagiaan dan keselamatan siswa dalam mempersiapkan diri dan pengadaan terwujud menjadikan generasi penerus yang tidak lupa budaya lokalnya, menjaga humanioranya dan merdeka belajar.
A. PEMBENTUKAN NILAI DIRI
Menuntun penggunaan sistem berpikir lambat, penggunaan otak luhur (manusia) dapat dipelajari agar tidak begitu saja memperkenankan sistem berpikir cepat (otak Reptil & Mamalia) mengambil alih kendali diri siswa.
 Diagram Identitas Gunung Es
Sistem limbik (amigdala) yang menyerupai otak Mamalia ini, bertanggung jawab soal emosi. Letaknya begitu dalam di otak kita sehingga seringkali mampu mengambil alih kendali diri seseorang. Terlukanya perasaan jauh lebih sakit dan lama sembuhnya ketimbang luka fisik biasa. Otak Reptil dan Mamalia tersebut memiliki kecenderungan alamiah yang sama yaitu: sebanyak mungkin mengkonservasi energi melalui otomasi, auto pilot. Sehingga perilaku spontan sebagai puncak gunung es merupakan tampilan kecil yang terpendam dalam di internal siswa, sehingga perilaku bisa menjadi indikator kedalaman hati yang akan kita tuntun sebagai seorang pendidik dan pengajar dengan sistem yang konsisten dan keteladanan menyentuh pemikiran luhur.
Eskalator dan Cara Kerja Otak
sistem 1 / sistem cepat Batang otak mengelola semua otomasi dan reflek di tubuh demi kelangsungan hidup kita, sehingga mampu mengkonservasi energi Sistem limbik (amigdala) BERTanggung jawab soal emosi. sebanyak mungkin mengkonservasi energi melalui otomasi, auto pilot. sistem 2 / sistem lambat Otak berpikir, yang terdiri dari bagian gerak kompleks, rekayasa penggunaan alat dan berada dalam satu kesatuan dengan otak luhur, atau neocortex yang tugasnya berpikir strategis, kreatif, metakognitif. Ini adalah kekuatan, namun karena kerja itu semua memakan banyak sekali energi, maka hal ini pun sekaligus menjadi kelemahan. Insting kita akan lebih cepat bereaksi dan mengklasifikasikan sesuatu sebagai ancaman, ketimbang harus menganalisanya terlebih dahulu apakah benar itu adalah ancaman. Kabar baiknya, otak manusia memiliki kemampuan untuk belajar.
B. PROFIL PELAJAR PANCASILA
Semangat Merdeka Belajar yang sedang dicanangkan ini juga memperkuat tujuan pendidikan nasional sehingga Pelajar Pancasila berarti pelajar sepanjang hayat yang kompeten dan memiliki karakter sesuai nilai-nilai Pancasila, Pelajar yang terbangun utuh keenam dimensi pembentuknya. Dimensi ini adalah: 1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia; 2) Mandiri; 3) Bergotong-royong; 4) Berkebinekaan global; 5) Bernalar kritis; 6) Kreatif. Melibatkan orang lain dengan tetap menghargai keragaman latar belakang yang dimiliki (dimensi Gotong Royong dan Berkebinekaan Global)