Mohon tunggu...
Gurit Asmoro
Gurit Asmoro Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru SMP Al Qolam Muhammadiyah Gemolong Sebagai seorang yang memiliki profesi menjadi guru, saya harus mampu mengemban tugas mencerdaskan bangsa. Meski saya memiliki hobi dibidang bulutangkis tak menghalangi saya mengembangkan literasi tulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPAUN MEMBACA PESERTA DIDIK

3 Desember 2023   18:25 Diperbarui: 3 Desember 2023   18:51 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siswa pada langkah awal ini dikenalkan dengan masalah melalui media power poin ditambahkan dengan video pembelajaran audiovisual, sehingga siswa tidak bosan ketika menyimak penjelasan guru ketika mencari makna tersurat dan tersirat teks eksposisi.

  • Mengorganisasi Siswa untuk belajar

Siswa pada langkah ini dituntut dapat bekerjasama dalam kelompoknya. Hal ini akan membuat siswa berlatih dalam berkomunikasi dan menyampaikan pendapatnya terkait dengan masalah dalam pembelajaran menemukan makna tersurat dan tersirat.

  • Membimbing Penyelidikan

Pendidik atau guru di sini berperan sebagai fasilitator yang membimbing siswa memecahkan masalah dalam pembelajaran menemukan makna tersurat dan tersirat. Pembelajaran yang dilakukan adalah pembelajaran yang berdiferensiasi berdasarkan pada kemampuan siswa melalui tes diagnostik awal. Maka peserta didik memperoleh tingkat kesulitan teks eksposisi yang berbeda pada kelompok ganjil dan kelompok genap. Kelompok ganjil teks berjudul “masalah drop out di era industri 4.0” sedangkan kelompok genap memperoleh teks yang berjudul pembangunan dan bencana lingkungan.

Tahap menyajikan hasil di sini siswa belajar bagaimana mempresentasikan hasil diskusinya, melatih diri berargumen, serta mempertahankan pendapatnya. Hal ini membuat siswa dituntut dapat berpikir kritis serta mengembangkan kemampuan menyimak dan memahami tanggapan siswa lain.

  • Menganalisis dan mengevaluasi

Langkah terakhir ini siswa bersama kelompoknya dan guru bersama-sama mengevaluasi hasil penyajian analisis makna tersurat dan tersirat pada teks eksposisi. Tahap ini membuat penguatan pada siswa agar pengetahuannya dan pemahamannya lebih melekat pada siswa.

  • Menganalisis hasil pembelajaran

Setelah kegiatan pembelajaran selesai dilaksanakan dengan model PBL dan media berbasis IT terbukti dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa. Dari proses belajar siswa yang sebelumnya cenderung reseptif saat pendidik masih menggunakan metode ceramah, sekarang menjadi lebih aktif baik pada kegiatan belajar kelompok saat mencari makna tersurat dan tersirat maupun mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas. Hasil belajar siswa pun terlihat adanya peningkatan saat tes akhir pembelajaran yang jauh mengalami peningkatan dibandingkan dengan tes awal dalam pembelajaran menganalisis makna tersurat dan tersirat teks eksposisi.

  • Merefleksi proses dan hasil pembelajaran

Proses pembelajaran secara keseluruhan sudah berjalan sebagaimana rencana. Hal ini dapat dibuktikan dengan catatan observer pada lembar terlaksananya rencana aksi. pada lembar tersebut hanya satu aktifitas yang terlewatkan yakni pada penyampaian langkah- langkah pembelajaran oleh guru. Kemudian pada hasil belajar siswa, guru telah berhasil mendapatkan semua aspek penilaian mulai dari aspek kognitif, keterampilan, dan afektif. Menurut Anang (2013) bahwa penilaian yang komprehensif meliputi tiga aspek yakni aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif. Dari penilaian yang dilakukan penulis telah menunjukkan ketiga penilaian tersebut.

Pembelajaran membaca dalam menemukan makna tersurat dan tersirat teks ekposisi dengan menggunakan model PBL dan media audiovisual berdampak positif pada proses dan hasil belajar siswa. Data mengenai proses dan hasil belajar siswa dalam bentuk penilaian assessment of learning dan assessment for learning tersaji sebagai berikut: 

1. Aspek Kognitif

Berdasarkan tes diagnostik siswa padaawal pembelajaran, sebanyak 12 siswa atau 54% memperoleh nilai tuntas. Sedangkan 10 siswa atau 46% belum tuntas. Nilai terendah yang didapatkan siswa adalah 40 dan nilai tertinggi 100. Setelah diterapkan model PBL dan dilakukan tes sumatif terjadi peningkatan hasil belajar siswa menjadi 19 siswa atau sebanyak 86% tuntas dan 3 siswa atau 14 persen siswa belum tuntas. Nilai tertinggi 100 dan nilai terendahnya adalah 60. Jumlah siswa keseluruhan 22, KKTP yang harus dicapai adalah 74.

2. Aspek Psikomotorik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun