PENDAHULUAN
Situasi yang melatarbelakangi praktik ini adalah kurangnya partisipasi siswa di SMP Al Qolam Muhammadiyah Gemolong kelas VIII dalam mengikuti pembelajaran di kelas, dampaknya pada hasil belajar siswa tidak sesuai dengan harapan. Hal ini menjadi bahan evaluasi bagi guru karena selama ini guru mengajar masih terpaku pada satu metode sehingga siswa bosan dan tidak bersemangat mengikuti pembelajaran. Siswa juga sering terlihat pasif ketika guru menjelaskan materi karena siswa hanya menerima penjelasan tanpa adanya suatu aktifitas yang merangsang keaktifan mereka. Oleh karena itu perlu adanya sebuah inovasi dalam pembelajaran yang dapat mengembalikan minat belajar siswa hingga sampai pada harapan meningkatnya hasil belajar.
Berdasarkan hasil kaji jurnal ilmiah dan wawancara dengan rekan guru dipilihlah model discovery learning sebagai upaya untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa. Model ini dipilih karena sintaks-sintaksnya mengarahkan siswa untuk mencari informasi. Menurut Borthick dan Jones (2017) dalam Widyastuti (2016:23) menyatakan bahwa dalam pembelajaran discovery, peserta belajar untuk mengenali masalah, solusi, mencari informasi yang relevan, mengembangkan strategi solusi, dan melaksanakan strategi yang dipilih. Jadi model ini akan sangat berdampak pada diri siswa.
Adapun hambatan yang menjadi permasalahan ketika mengimplementasikan model discovery learning diantaranya adalah masih ada siswa yang belum aktif memberikan tanggapan kepada temannya yang presentasi menyampaikan penemuannya mencari ciri-ciri artikel ilmiah popular. Kemudian pada saat presentasi masih terdapat siswa yang tidak percaya diri Ketika menyampaikan hasil kerja kelompoknya dengan menutupi wajahnya ketika berbicara dan menyampaikan hasil kerjanya dengan suara lirih.
PEMBAHASAN
 Langkah yang diambil untuk menyelesaikan berbagai permasalahan siswa tersebut yaitu guru menerapkan model discovery learning dalam pembelajaran. Berkaitan dengan hal itu guru dapat mengkombinasikannya dengan media ajar berbasis TPACK (PPT yang menekankan aspek visual). Tindakan ini diambil karena sesuai dengan kebutuhan siswa untuk meningkatkan minat dan hasil belajar dalam menganalisis ciri-ciri artikel ilmiah popular. Berikut ini langkah yang diambil guru untuk menyelesaikan permasalahan dan tantangan tersebut.
Menyusun Perangkat Pembelajaran
Penyusunan perangkat pembelajaran hendaknya dapat menciptakan lingkungan belajar yang melibatkan siswa, meningkatkan kemauan dan minat mereka untuk turut serta dalam pembelajaran secara aktif. Guru dapat menyisipkan sintak-sintak model discovery learning dalam modul ajar yang mana sintak-sintak tersebut menuntut adanya diskusi kelompok yang menimbulkan semangat kerja sama dan menuntut adanya presentasi untuk memvalidasi pekerjaan siswa.
Strategi dalam Menyusun perangkat mengajar juga harus dilengkapi dengan LKPD, dimana LKPD yang dibuat harus dapat memfasilitasi persoalan HOTS. Begitu juga dengan media pembelajaran harus berbasis TPACK (mengemas bahan ajar ke dalam power point), dan instrument penilaian mampu menilai siswa dari ketiga aspek atau otentik. Hal ini sesuai pendapat Nurhadi (2004: 172) penilaian otentik adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran telah benar-benar dikuasai dan dicapai.
Melaksanakan Pembelajaran
Sintak model Discovery Learning menurut Rismayani (2013:8) akan dipaparkan pada kegiatan ini sekaligus dikaitkan dengan praktik yang sudah berjalan.
Guru mulai bertanya dengan mengajukan persoalan atau menyuruh siswa membaca atau mendengarkan uraian yang memuat permasalahan. Dalam praktik yang guru laksanakan, guru meminta siswa membaca dan mendengarkan uraian yang memuat permasalahan tentang apa saja ciri-ciri artikel ilmiah popular.
Siswa diberi kesempatan mengidentifikasi berbagai permasalahan. Sebagai besar memilihnya yang dipandang paling menarik dan fleksibel untuk dipecahkan. Permasalahan yang dipilih itu selanjutnya harus dirumuskan dalam bentuk, atau hipotesis, yakni pernyataan (statement) sebagai jawaban sementara atas pertanyaan. Pada Langkah ini siswa mulai merumuskan pernyataan apa saja ciri-ciri artikel ilmiah popular.
Untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis ini, anak didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan (collection) berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan narasumber, melakuan uji coba sendiri, dan sebagainya. Pada tahap ini siswa dapat diarahkan oleh guru mengumpulkan informasi dari buku teks siswa.
Semua informasi hasil bacaan, wawancara, observasi dan sebagainya, semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu. Pada tahap ini siswa menuliskan hasil kerja dari semua informasi yang telah didapatkan ke dalam LKPD yang diberikan oleh guru.
Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran, atau informasi yang ada, pertanyaan atau hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu itu kemudian dicek, apakah terjawab atau tidak, apakah terbukti atau tidak. Pada tahap ini siswa juga mempresentasikan hasil kerjanya agar mendapat tanggapan dari kelompok lain.
Tahap selanjutnya berdasarkan hasil verifikasi tadi, anak didik belajar menarik kesimpulan atau generalisasi tertentu, pada tahap akhir ini siswa menyimpulkan apa saja ciri-ciri artikel ilmiah popular pada teks yang berjudul "Pemanfaatan Teknologi Berbasis Internet of Things Terhadap Peningkatan Kualitas Pelayanan Transportasi Publik untuk Penyandang Tunanetra".
Menganalisis Hasil Pembelajaran
Setelah kegiatan pembelajaran selesai dilaksanakan dengan model discovery learning terbukti dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa. Sebelumnya proses belajar siswa yang cenderung reseptif saat pendidik masih menggunakan metode ceramah, sekarang menjadi lebih aktif karena terbentuk lingkungan belajar yang memotivasi siswa bekerjasama dan membuat siswa belajar menyampaikan argument dan mempertahankannya. Hasil belajar siswa pun terlihat adanya peningkatan saat tes akhir pembelajaran yang mengalami peningkatan dibandingkan dengan tes awal dalam pembelajaran menganalisis ciri-ciri artikel ilmiah populer.
Merefleksi proses dan hasil pembelajaran
Proses pembelajaran secara keseluruhan sudah berjalan sebagaimana rencana. Hal ini dapat dibuktikan dengan catatan observer pada lembar pelaksanaan rencana aksi. Pada lembar tersebut semua aktifitas pembelajaran telah dilakukan guru. Kemudian pada hasil belajar siswa, guru telah berhasil mendapatkan semua aspek penilaian mulai dari aspek kognitif, keterampilan, dan afektif. Menurut Anang (2013) bahwa penilaian yang komprehensif meliputi tiga aspek yakni aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif. Dari penilaian yang dilakukan penulis telah menunjukkan ketiga penilaian tersebut.
Praktik pembelajaran yang telah dilaksanakan dan berfokus pada materi menganalisis ciri-ciri artikel ilmiah popular dengan model discovery learning ini berdampak positif pada minat dan belajar siswa. Data mengenai proses dan hasilnya tersaji sebagai berikut:
Aspek Kognitif
Berdasarkan tes diagnostik siswa pada awal pembelajaran, sebanyak 10 siswa atau 45% memperoleh nilai tuntas. Sedangkan 12 siswa atau 55% belum tuntas. Nilai terendah yang didapatkan siswa adalah 40 dan nilai tertinggi 100. Setelah diterapkan model discovery learning dan dilakukan tes sumatif terjadi peningkatan hasil belajar siswa menjadi 17 siswa atau sebanyak 77% tuntas dan 5 siswa atau 23% siswa belum tuntas. Nilai tertinggi 100 dan nilai terendahnya adalah 60. Jumlah siswa keseluruhan 22, KKTP yang harus dicapai adalah 74.
Aspek Psikomotorik
Hasil penilaian yang ditunjukkan berdasarkan data dari lembar kerja peserta didik (LKPD) setelah menerapkan model discovery learning diperoleh siswa yang mendapatkan nilai 81 sebanyak 12, 5 siswa mendapatkan nilai 88, dan 5 siswa lagi memperoleh nilai 94. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman siswa meningkat karena tidak ada siswa yang memperoleh nilai di bawah KKTP.
Aspek Afektif
Penilaian sikap yang diperoleh dari indikator sikap kontribusi, berkolaborasi, dan menunjukkan sikap berbagi selama proses pembelajaran dapat diketahui nilai siswa yaitu sebanyak 22 peserta didik memperoleh ketuntasan. Tujuh siswa nilainya 100, 6 siswa nilainya 92, dan 9 siswa memperoleh nilai 83. KKTP yang harus dicapai 74.
Berdasarkan tabel tersebut dapat dipahami bahwa proses dan hasil belajar dengan menggunakan model discovery learning pada siswa kelas VII SMP Al Qolam Muhammadiyah Gemolong telah tercapai. Salah satunya dapat dibuktikan dengan perbandingan tes diagnostik dan tes sumatif siswa. Peningkatan hasil belajar siswa terjadi pada tes sumatif dimana hasilnya terlihat dari 22 siswa hanya tersisa 5 siswa yang belum mencapai KKTP jika dibandingkan saat tes diagnostik yakni 12 siswa yang belum mencapai KKTP. Kemudian pada penilaian keterampilan dan sikap juga diperoleh hasil yang baik dimana tidak ada siswa yang memperoleh nilai di bawah KKTP. Hal lain yang menguatkan bahwa tujuan pembelajaran tercapai adalah pada angket respon siswa terkait pembelajaran yang diberikan saat refleksi menunjukkan bahwa siswa senang dalam mengikuti kegiatan pembelajaran inovatif. Respon peserta didik lain yang kelasnya tidak mendapatkan pembelajaran seperti di kelas aksi menginginkan agar kelasnya dilaksanakan pembelajaran serupa. Kemudian respon rekan guru menyatakan bahwa strategi yang dilakukan berhasil mengubah cara belajar siswa pada mata Pelajaran lain.
Faktor keberhasilan dari pelaksanaan praktik pembelajaran ini antara lain: 1) adanya dukungan dari berbagai pihak yaitu dosen, guru pamong, kepala sekolah, rekan sejawat, dan peserta didik. 2) Pendidik/guru, guru sebagai fasilitator harus dapat berperan sebagai sumber belajar yang utama. 3) Antusias dan minat siswa, menurut Suryosubroto (1988:109) minat yaitu " kecenderungan dalam diri individu untuk tertarik pada suatu obyek atau menyenangi sesuatu obyek". Jadi faktor minat serta sarana dan prasarana berpengaruh pada motivasi siswa. Adapun faktor ketidakberhasilannya antara lain kendala teknis yang tidak terduga seperti mati lampu yang menghambat penggunaan TPACK dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu adanya kegiatan-kegiatan sekolah yang melibatkan peserta didik, sehingga sebagian peserta didik harus meninggalkan kegiatan pembelajaran di kelas.
KESIMPULAN
Berdasarkan praktik pembelajaran yang telah dilakukan dalam implementasi model discovery learning untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dalam menganalisis ciri-ciri artikel ilmiah populer dapat disimpulkan bahwa perlu adanya pendekatan yang sesuai, metode yang bervariasi, dan media yang menarik. Terbukti dengan praktik yang sudah dilakukan menunjukkan adanya perbedaan hasil observasi awal dan akhir.
Hasil observasi ini diharapkan dapat menjadi salah satu acuan atau referensi untuk tindakan sejenis, khususnya pada materi menganalisis ciri-ciri artikel ilmiah populer SMP kelas 8. Selain mengemas materi ajar dengan menggunakan media power poin, materi juga dapat dikemas dengan media canva agar sajian visual lebih merangsang perhatian siswa.
DAFTAR PUSTAKA
https://ejournal.stai-br.ac.id/index.php/alrazi/article/download/26/21
https://eprints.uny.ac.id/54367/1/SKRIPSI.pdf
http://repository.unpas.ac.id/49052/7/BAB%20II.pdf
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H