Mohon tunggu...
Gurgur Manurung
Gurgur Manurung Mohon Tunggu... Konsultan - Lahir di Desa Nalela, sekolah di Toba, kuliah di Bumi Lancang Kuning, Bogor dan Jakarta

Petualangan hidup yang penuh kehangatan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menguji dan Memulihkan Kualitas Pendidikan Akibat Pandemi Covid-19

23 Juni 2022   06:54 Diperbarui: 23 Juni 2022   07:01 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumen pribadi 

Perubahan  cara belajar dari tatap muka ke  sistem online yang dikenal dengan cara belajar  daring  karena  pandemic  covid-19 sangatlah berdampak. Sejauh mana dampak dari perubahan itu sangatlah penting karena tingkat kesulitan  materi pelajaran terus meningkat.  

Para pakar pendidikan dari Martin Manurung Centre (MMC) ketika mengajar di tingkat pendidikan dasar secara tatap di kawasan Danau Toba  melihat dampak itu secara nyata. Mengajar anak didik yang ketika sebelum pandemi kelas 4 dan kini kelas 6 SD kesulitan mengikuti pelajaran. Dalam kondisi ini dibutuhkan perlakuan atau strategi belajar baru untuk menutupi kekurangan akibat cara belajar daring.

Anak-anak belajar secara daring  apakah benar dilakukan dan apa kendala ketika belajar daring? Kendala belajar daring  adalah siswa tidak memiliki fasilitas seperti telepon jenis android, laptop, sinyal dan rasa bosan.  

Di desa  di kawasan  Danau Toba satu keluarga ada yang memiliki anak 4  bahkan lebih sementara telepeon jenis android atau laptop hanya satu. 

Bagaimana 4 anak satu keluarga belajar dengan daring? Satu keluarga ada anak SMA, SMP dan SD. Kalaupun sama  SD atau SMP atau SMA kalau berbeda kelas tentu saja  tidak  dapat ,menggunakan secara bersama. Kendala lain adalah  ketika mereka belajar kehabisan paket data.

Diskusi kita soal banyaknya kendala ketika belajar cara daring  tentulah kita sepakati. Pertanyaan yang harus kita jawab berikutnya  bersama komponen bangsa yang harus bertanggungjawab atas masa depan bangsa dari kualitas pendidikan adalah sejauh mana dampak cara belajar daring itu dan apa langkah konkrit untuk memulihkannya.  

Dua  hal  penting yang harus kita lakukan dari aspek kebijakan pemerintah dan kebijakan sekolah ditambah peran guru dan swadaya masyarakat.

Dari aspek kebijakan pemerintah perlu kebijakan matrikulasi bagi peserta didik untuk menutupi kelemahan selama belajar daring sehingga tidak berdampak kesulitan  berkelanjutan bagi peserta didik.  Siswa akan mengalami kesulitan jika materi pelajaran terus diberikan  seolah tidak terjadi apa-apa.  

Tidak mudah bagi siswa beradaptasi  di masa tatap muka  ini dengan materi   langsung 2 tingkat karena 2 tahun belajar dengan daring.  Dibutuhkan kebijakan guru untuk melihat secara langsung dampak belajar daring dan mengikuti perkembangan secara personal.

Dampak cara belajar daring selama pandemi  beragam karena  dipengaruhi banyak faktor seperti  ketersediaan telepon jenis android, laptop, sinyal dan lain sebagainya. Karena itu pemerintah pusat dan daerah perlu  melakukan langkah-langkah konkrit untuk mengetahui  kondisi kualitas pendidikan pasca pandemic Covid 19 dengan cara: Pertama, melakukan try out  kepada siswa untuk melihat sejauh mana pemahaman mereka terhadap materi pelajaran. Try out ini  ibarat dokter melakukan  diagnosa  terhadap orang sakit. Data try out di sebuah kabupaten  memberikan gambaran  setiap daerah atau sekolah yang melakukan daring atau tidak.

Data try out ini dapat digunakan  acuan  untuk mengambil  langkah-langkah konkrit setiap daerah  atau setiap sekolah untuk diberikan pelajaran tambahan atau matrikulasi  bagi anak-anak di sekolah yang hasilnya gagal. Betapa tingginya resiko bagi anak yang kita paksakan pelajaran kelas 6 padahal  selama 2 tahun pandemi tidak pernah belajar atau belajar sekedar saja.  

Bagi siswa atau sekolah  yang  hanya  kurang sedikit atau tidak gagal total  bisa juga  diberikan perlakukan tetapi tidak seperti perlakuan yang gagal total. Try out itu tidak harus pemerintah pusat atau daerah, para guru juga bisa melakukan sendiri. Try out akan lebih baik jika soal try out diminta dari orang lain atau lembaga untuk menjaga objektivitas atau  kualitas soal.

Try out yang kami lakukan di Toba bersama dinas pendidikan Toba  hasilnya beragam. Bayak informasi baru yang kami temukan dari hasil try out.  Ternyata selama  di beberapa daerah  ada yang belajar tatap muka pakai masker dengan cara bersembunyi.  

Tatap muka  ketika  pandemic dilakukan dengan keyakinan di daerah itu tidak ada pandemic karena jauh dari kota. Tentu saja tatap muka itu dilakukan dengan cara jumlah peserta didik dikurangi dan disiplin menggunakan masker.

Jika pemerintah pusat dan daerah  melihat bahwa dampak belajar daring  adalah penting maka dana untuk matrikulasi dan belajar tambahan harus digelontorkan ke tiap sekolah.  

Pemerintah pusat dan daerah harus bahu membahu mencari jalan keluar dari masalah yang amat serius ini. Serius karena  anak yang selama ini  belajar daring dari rumah kemudian tatap muka dengan sikap yang gamang ditambah pelajaran yang berat karena naik 2 tingkat akan berpengaruh terhadap pertumbuhan karakternya.

Di masa pasca pandemi ini perlu kita sadari bahwa  dampak pandemi itu begitu nyata. Karena itu kita perlu mencari cara belajar yang riang gembira untuk memulihkan kegamangan peserta didik akibat pandemic Covid 19.  Cara belajar yang riang gembira, melihat dampak pandemic Covid 19 ke setiap peserta didik.  

Pandemi Covid19 memberikan kita banyak pelajaran untuk terus beradaptasi dan cara mengatasi  kesulitan. Betapa sulitnya hidup kita dimasa Covid19 dan kita melewati masa-masa sulit itu dengan waspada. Kini kita riang gembira memulihkannya. Selamat belajar dan mengajar bagi guru sebagai pemegang  peran penting  untuk masa depan Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun