Mohon tunggu...
Gurgur Manurung
Gurgur Manurung Mohon Tunggu... Konsultan - Lahir di Desa Nalela, sekolah di Toba, kuliah di Bumi Lancang Kuning, Bogor dan Jakarta

Petualangan hidup yang penuh kehangatan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Tips Mengajak Anak Gemar Berolahraga dan Mengendalikan Hasrat Seksual Anak Remaja

12 Mei 2022   09:48 Diperbarui: 13 Mei 2022   02:45 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak orang tua yang kesulitan membangunkan anak dari tidur pagi.  Cukup banyak anak yang beranjak dewasa  susah bangun dan senang bermalasmalasan di tempat tidurnya.  

Jika anak beranjak remaja malas bangun dan tidak suka berolahraga kemungkinan besar  ketika kuliah pun kelak akan seperti itu. Jika anak mahasiswa malas bangun dan malas beraktivitas  seperti olah raga maka  kemungkinan kurang kreatif dan inovatif   di kampus.  

Jika mahasiswa  rajin berolahraga,  berorganisasi dan rajin membaca berbagai sumber  literatur  dan berbagai kegiatan ekstrakurikuler ditambah banyak melakukan penelitian dan  senang  menulis  hampir dipastikan anak itu akan sukses untuk menggapai mimpinya.

Indikator kita  mengatakan anak berprestasi selama ini  terkesan kepada fokus kepada nilai akademik.  Di kampus  masih ada kesan mahasiswa mencari nilai bukan  mencari ilmu pengetahuan.  

Betapa dalamnya kita sesat dalam menilai  diri kita.   Padahal,  nilai akademik baik jika tidak memiliki  kepekaan sosial dan tidak peduli terhadap nilai dan etika, rasanya nilai akademik  baik itu  tanpa makna.  

Dalam tulisan ini fokus  kita adalah bagimana  anak kita memiliki kesenangan olah raga agar tubuhnya sehat, memiliki kesenangan yang diikuti kegemaran untuk meningkatkan kualitas akademik   dan  terbiasa berkomunikasi yang baik lewat olah raga.   

Beberapa waktu lalu sahabat saya dokter Tota Manurung di Balige mengatakan masa remaja anak-anak itu hormonya terjadi perubahan.  Anak remaja  yang mengalami pubertas sulit mengelola hasrat seklsualnya. 

Ada orang menyuruh anaknya berdoa untuk mengendalikan hasrat seksualnya, tetapi   bagi dokter Tota hal itu baik-baik saja tetapi yang paling pas adalah   pengendalian hasrat seksual anak remaja dengan  cara berolah raga dengan banyak  aktivitas sehari-hari yang menyenangkan.  

Anak-anak remaja harus dikondisikan  berolahraga dan aktivitas fisik yang secara otomatis hasrat seksualnya terkontrol. Dari penjelasan dokter Tota itu, saya menjadi teringat ketika kuliah  yang sibuk di kampus dan aktivitas organisasi sehingga  dengan sendirinya tidak banyak melamun dan menghayal hal-hal yang tidak perlu di kamar kost.   

Ketika  kuliah, saya belajar mengelola waktu dengan baik. Jika tidak ada aktivitas kampus dan organisasi, kami bermain bola tiap sore di lapangan. Pulang  lelah dan langsung tidur pulas.

Mengingat  pesan dokter Tota yang alamuni SMA Yasop dan Fakultas Kedokteran USU itu    bahwa anak remaja membutuhkan aktivitas olah raga dan aktivitas fisik  maka  tips agar anak kita  gemar olahraga sejak usia  5 tahun   dan diharapkan akan gemar olahraga sampai tua adalah :

Pertama,  bangun komunitas anak sebaya. Sejak kecil anak saya Daniel yang kini  usia 14 tahun yang gemar bermain bola, futsal dan basket  sudah berteman dengan Kevin, Morgan, Deas, Judika, Felix,  Valen, Toby dan lainya di perumahan kami.  

Mereka selalu janjian di lapangan futsal secara rutin.   Daniel juga aktif di Sekolah Sepak Bola (SSB)  eagle dan Tunas Cipta. DI SSB Eagle berkenalan dengan anak-anak Korea, Kroasia, Cina, Spanyol, Amerika, Inggris dan anak-anak dari seluruh dunia.  

Di  SSB Tunas Cipta berteman dengan orang kampung  di Tangerang. Dua SSB yang pesertanya berbeda secara ekonomi dan orientasi bermain bola telah dinikmati Daniel anak saya yang  bertumbuh itu.

Di sekolah dia memiliki tim futsal yang solid sejak SD. Di sekolahnya anak saya masuk dalam tim inti yang sangat membanggakannya.  Tim inti di sekolah adalah dambaan mereka yang gemar futsal. 

Tim inti diutus sekolah untuk bertanding melawan sekolah lain.    Sejak SD saya selalu memperhatikan anak saya Danaiel bagaimana perkembangannya dan apa saja resikonya. 

Ketika mereka bermain bola di lapangan sekolah saya amati apakah ada temannya yang kasar dan membahayakan? Saya cek lapangan apakah ada paku, batu atau benda yang membahayakan  di daerah lapangan bola?  

Bahkan saya sering bicarakan jika ada kompetisi  futsal  sebaiknya jangan bermain di lapangan yang terbuat dari semen.  Bermain futsal dengan teman akan berbeda dengan suasana kompetisi. Jadi, saya tidak setuju kompetisi futsal jika lapangan  diatas semen.

Kedua,  orang tua harus mendampingi  anak  berolahraga bahkan  sangat baik jika mempelajari olahraga yang sedang digeluti anak kita. Jika tak sanggup mempelajari minimal kita dampingi  setiap latihan.   Selain  mendampingi waktu latihan, kita dampingi  ketika  mengikuti kompetisi.  Kita berikan dukungan penuh ketika kalah atau menang.  

Kata-kata kita memberikan dukungan dan mengatakan bahwa anak kita hebat.  Jika kalah maupun menang kita bertanya, apa pendapatnya tentang pertandingan itu. Sesekali boleh memberikan masukan tanpa menyalahkan.  Kita berikan masukan jika kita memahami. Hindari memberikan masukan jika kita tidak memahami jenis olahraga yang digemari anak kita. Saya beberapakali memberikan masukan ke Daniel karena saya paham bola. Tetapi saya diam ke putri saya Dora karena saya tidak paham basket dan dance. Saya  jadi penonton setia saja.

Ketiga,  orang tua harus menjadi teladan  untuk memberi gairah berolah raga.  Hampir tidak mungkin  anak kita  disiplin bangun pagi  untuk olah raga jika orang tua malas-malasan bangun pagi.   Usia anak memang pengaruh membuat mereka sulit bangun pagi. Dalam konteks inilah orang tua harus memulai disiplin dan membangunkan anak di pagi hari dengan  cara-cara kreatif dan mampu memotivasi anak untuk mampu melawan rasa ngantuk.

Keempat, orang tua harus mampu menjadi sahabat bagi anak dan teman-teman anak yang berolah raga.  Dalam konteks anak menjelang anak remaja, orang tua tidak menjadi bos tetapi menjadi  sahabat. Cara mengajak dan mendorong anak senang olah raga  sudah bersifat ajakan.   Jika anak terlalu sulit, ada kalanya orang tua keras untuk  membuat anak rajin berolah raga.

Gemar olah raga bagi anak sangatlah penting karena olah raga membuat anak kita sehat. Olah raga juga mampu mengurangi anak kita bebas dari   gadget. Hampir semua kita  kesulitan memisahkan anak dari gadget tetapi ketika mereka berolah raga   mereka bebas dari gadget.  Kelak, anak kita ketika kuliah nanti  kemungkinan jauh dari kita.  Ketika mereka mandiri dan jauh dari control kita mereka memiliki sibuk olahraaga dengan komunitasnya.   Hasrat seksualnya pun lebih mudah dikelola dengan olah raga dan berbagi aktivitas yang baik  untuk membangun diri anak-anak kita untuk menggapai mimpinya.

Olah raga juga dapat membangun komunitas  yang sehat dan komunitas itu diharpakan salingmembangun satu sama lain dan membangun jejaring  untuk mendukung mimpi-mimpi mereka dalam kehidupan.  Olahraga itu dapat menyehatkan badan, membangun sportivitas hidup dan berjejaring untuk menggapai cita-cita anak-anak kita. Selamat  mendidik anak-anak agar gemar berolah raga dan mampu mengendalikan hasrat seksualnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun