Mohon tunggu...
Gurgur Manurung
Gurgur Manurung Mohon Tunggu... Konsultan - Lahir di Desa Nalela, sekolah di Toba, kuliah di Bumi Lancang Kuning, Bogor dan Jakarta

Petualangan hidup yang penuh kehangatan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Tips Mengajak Anak Gemar Berolahraga dan Mengendalikan Hasrat Seksual Anak Remaja

12 Mei 2022   09:48 Diperbarui: 13 Mei 2022   02:45 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengingat  pesan dokter Tota yang alamuni SMA Yasop dan Fakultas Kedokteran USU itu    bahwa anak remaja membutuhkan aktivitas olah raga dan aktivitas fisik  maka  tips agar anak kita  gemar olahraga sejak usia  5 tahun   dan diharapkan akan gemar olahraga sampai tua adalah :

Pertama,  bangun komunitas anak sebaya. Sejak kecil anak saya Daniel yang kini  usia 14 tahun yang gemar bermain bola, futsal dan basket  sudah berteman dengan Kevin, Morgan, Deas, Judika, Felix,  Valen, Toby dan lainya di perumahan kami.  

Mereka selalu janjian di lapangan futsal secara rutin.   Daniel juga aktif di Sekolah Sepak Bola (SSB)  eagle dan Tunas Cipta. DI SSB Eagle berkenalan dengan anak-anak Korea, Kroasia, Cina, Spanyol, Amerika, Inggris dan anak-anak dari seluruh dunia.  

Di  SSB Tunas Cipta berteman dengan orang kampung  di Tangerang. Dua SSB yang pesertanya berbeda secara ekonomi dan orientasi bermain bola telah dinikmati Daniel anak saya yang  bertumbuh itu.

Di sekolah dia memiliki tim futsal yang solid sejak SD. Di sekolahnya anak saya masuk dalam tim inti yang sangat membanggakannya.  Tim inti di sekolah adalah dambaan mereka yang gemar futsal. 

Tim inti diutus sekolah untuk bertanding melawan sekolah lain.    Sejak SD saya selalu memperhatikan anak saya Danaiel bagaimana perkembangannya dan apa saja resikonya. 

Ketika mereka bermain bola di lapangan sekolah saya amati apakah ada temannya yang kasar dan membahayakan? Saya cek lapangan apakah ada paku, batu atau benda yang membahayakan  di daerah lapangan bola?  

Bahkan saya sering bicarakan jika ada kompetisi  futsal  sebaiknya jangan bermain di lapangan yang terbuat dari semen.  Bermain futsal dengan teman akan berbeda dengan suasana kompetisi. Jadi, saya tidak setuju kompetisi futsal jika lapangan  diatas semen.

Kedua,  orang tua harus mendampingi  anak  berolahraga bahkan  sangat baik jika mempelajari olahraga yang sedang digeluti anak kita. Jika tak sanggup mempelajari minimal kita dampingi  setiap latihan.   Selain  mendampingi waktu latihan, kita dampingi  ketika  mengikuti kompetisi.  Kita berikan dukungan penuh ketika kalah atau menang.  

Kata-kata kita memberikan dukungan dan mengatakan bahwa anak kita hebat.  Jika kalah maupun menang kita bertanya, apa pendapatnya tentang pertandingan itu. Sesekali boleh memberikan masukan tanpa menyalahkan.  Kita berikan masukan jika kita memahami. Hindari memberikan masukan jika kita tidak memahami jenis olahraga yang digemari anak kita. Saya beberapakali memberikan masukan ke Daniel karena saya paham bola. Tetapi saya diam ke putri saya Dora karena saya tidak paham basket dan dance. Saya  jadi penonton setia saja.

Ketiga,  orang tua harus menjadi teladan  untuk memberi gairah berolah raga.  Hampir tidak mungkin  anak kita  disiplin bangun pagi  untuk olah raga jika orang tua malas-malasan bangun pagi.   Usia anak memang pengaruh membuat mereka sulit bangun pagi. Dalam konteks inilah orang tua harus memulai disiplin dan membangunkan anak di pagi hari dengan  cara-cara kreatif dan mampu memotivasi anak untuk mampu melawan rasa ngantuk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun