Mohon tunggu...
Gurgur Manurung
Gurgur Manurung Mohon Tunggu... Konsultan - Lahir di Desa Nalela, sekolah di Toba, kuliah di Bumi Lancang Kuning, Bogor dan Jakarta

Petualangan hidup yang penuh kehangatan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cantiknya Tidak Masalah dalam Memilih Jodoh

3 November 2020   11:15 Diperbarui: 3 November 2020   11:19 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akhir-akhir ini saya senang menulis hal-hal yang ringan-ringan  saja karena   saya sadari bahwa Covid19 membuat pembaca banyak  yang ketakutan, lelah, kuatir bahkan  berlebihan dan lain sebagainya.  Dalam kondisi itu mereka membutuhkan hiburan. Sayangnya, saya tidak begitu pandai menghibur orang. Tetapi, namanya juga usaha.   

Dalam kondisi itulah saya menulis cerita-cerita si Jahorman yang lucu dan konyol.  Tentu saja ada unsur edukasi.   Dalam cerita pagi ini  adalah terkait  Jahorman memilih jodoh.  Bagaimana cara Jahorman memilih jodoh. Apa tanggapan Jahorman tentang kecantikan wanita?

Ketika ditanya pria pada umunya, apakah  dalam memilih pacar cantiknya masalah?.  Si Kail  sopir lojing (truk)  dari  Aek Natolu ke Porsea pernah dikenalkan ibunya seorang gadis baik, punya pekerjaan yang baik, putri orang kaya dan terhormat di kampung itu. 

Nak,  si Purnama itulah jadi parumaenku  (menantuku)  iya, pinta ibunya  yang sangat dikasihi Kail. Kail itu pria ganteng dan idaman kaum perempuan di sekolahnya dulu. Tapi, si Kail itu nakal ketika di sekolah.   

Si Kail malas sekolah, dia hanya rajin bermain Volly  dan bola di halaman sekolah dengan kelas lain yang  olah raga.  Guru tak didengarnya sama sekali. Sudah berulangkali orang tuanya dipanggil pihak sekolah saking bebalnya.

 Putri yang dikenalkan ibunya pun cinta kali sama si  Kail.   Tapi sabar kau nanti  inang iya kalau jadi   kau sama anakku si  Kail.  Iya namboru (panggilan Purnama ke ibu  Kail)   jawab Purnama. 

Sabarpun aku manganju  ( sabar  merayu) si abang Kail nanti, asalkan mau dia sama aku namboru.  Berulangkali si Purnama membawa oleh-oleh sama ibunya si Kail.  Kail lama-lama  tertarik juga karena kebaikan si Purnama. 

Tetapi dalam relung hati  si Kail, Purnama jelek. Kebaikan  Purnama dan cara ambil hati ibunya tak bisa menutupi  paras Purnama yang memang kurang cantik.

Karena ibu si Kail terpesona dengan Purnama atas kebaikan hati dan cerdasnya Purnama ambil hati ibu  si Kail,  maka suatu ketika si bebal Kail minum tuak sampai mabuk.  Ketika mabuk dia pergi ke rumah Purnama naik sepeda motor.   Purnama menyambut dengan baik dan merawatnya. 

Ayah  dan ibu Purnama marah melihat Kail datang  karena mabuk.  Masa  manusia bebal kayak si  Kail jadi menantuku, pikir ayah dan ibu  Purnama.  Setelah Kail dirawat Purnama hingga larut malam, Kail Pulang dengan sempoyongan. Purnama sangat kuatir akan  Kail si bebal itu.

Walaupun  Kail  mabuk  (tenggen manis istilah orang  Tapanuli)  mengendarai sepeda motor, dia tiba dengan selamat di rumah. Ibu dan ayahnya sudah tidur. Dia buka pintu sendiri dan tidur sampai pagi.  

Pagi hari sebelum  berangkat kerja,  si Kail menjumpai ibunya. Ma, aku tenggen (mabuk)   tadi malam. Setelah mabuk,  aku pergi ke rumah Purnama. Ma, sudah mabuk aku, tetap saja Purnama jelek kulihat ma.   

Mendengar itu, mamanya marah  dan kecewa. Ngak makan kau karena cantik. Tak bahagia kau karena cantik. Pangalaho  na  I do da rikkot (perilakunya itu yang penting). 

Pekerjaannya sudah bagus, sementara kau hanya sopir lojing yang tidak jelas masa depannya.  Unang ginjang roham (jangan tinggi hati kau).  Iya ma, biasanya kalau aku mabuk yang jelek pun cantik kulihat. Kalau ini ma, tetap jelek. Maaf iya ma.

Banyak pria mengatakan,"munafik jika laki-laki tidak mempermasalahkan cantiknya wanita jika ingin pacaran atau nikah".   Lain halnya dengan Jahorman, pemuda  petani kreatif dari  Toba.  

Jahorman  insinyur pertanian dari Bogor itu  tidak mempersoalkan cantiknya. Jahorman mempersoalkan jeleknya. Jika sudah cantik, ngapain dipermasalahkan. Cantik bagi Jahorman tidak masalah. Tetapi jeleknya yang  jadi masalah. Apa masalahnya?.   Apakah masalahnya tidak menarik?.  

Seorang wanita yang menarik  pasti lama kelamaan menjadi cantik. Jika jelek karena gigi tidak rapi maka pergilah ke dokter gigi. Jika badannya tidak menarik maka olahragalah. Jika rambutnya jelek ke salonlah. Jika bau badan iya dirawatlah dengan baik.  Semua bisa diatur.  Bercinta itu harus total, kata Jahorman.

Sejelek apapun wanita jika menarik pasti memikat.  Karena itu jeleknya wanita tinggal keterampilan merawat diri. Pria pintar yang cerdas  biasanya memilih wanita yang menarik. 

Wanita menarik bisa saja karena cara berpakaian,  cara berbicara, wawasannya, dan caranya bergaul.   Luasnya pergaulan wanita dan banyaknya aktivitasnya membuat wanita menarik.  Karena itulah Jahorman mempersoalkan jeleknya saja. Kurang kerjaan kita kalau cantiknya saja kita persoalkan.

Jahorman memilih si Betaria Nauli karena kepekaan sosialnya yang luar biasa dan pergaulannya yang luas.  Cara berpikir dan kepekaan sosial si Betaria  yang mebuat Jahorman terkapar dan menggelepar mencintai Betaria. 

Karena kekaguman itulah membuat Jahorman melihat Betaria menjadi wanita paling canti se kolong langit.  Jadi, jangan pernah mempersoalkan cantiknya iya Kail. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun