Mohon tunggu...
Gurgur Manurung
Gurgur Manurung Mohon Tunggu... Konsultan - Lahir di Desa Nalela, sekolah di Toba, kuliah di Bumi Lancang Kuning, Bogor dan Jakarta

Petualangan hidup yang penuh kehangatan

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Romantisme Itu Dahsyat Setelah Kesetiaan Teruji

14 Oktober 2020   08:14 Diperbarui: 14 Oktober 2020   09:16 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertanyaan itu menarik sekali  bagi para  peneliti perilaku. Sejak kuliah, saya pernah mempelajari perilaku ikan (fish behavior). Nelayan-nelayan di laut itu menangkap ikan dengan menggunakan cahaya. 

Jika ada cahaya di laut, maka ikan berkumpul di cahaya itu. Hal itu memudahkan nelayan menangkap ikan. Ketika kecil, saya sering menangkap ikan di sungai dengan menggunakan cahaya dimalam hari.  Ikan kelihatan bodoh jika sudah ada dibawah cahaya.

Dimulai dari ketertarikan perilaku ikan, kemudian tertarik dengan perilaku hewan, termasuk satwa liar.  Ternyata perilaku makhluk hidup itu  selalu berulang. Itu-itu saja berulang.  

Kesenangan saya belajar perilaku itulah suatu ketika ada beberapa teman kostku polisi. Suatu ketika ada tawuran anak-anak  sekolah. Ketika tawuran, ada beberapa  membawa benada tajam . 

Polisi teman kost saya itu  mengehentikan tawuran dan tibalah waktunya untuk pengakuan siapa pemilik benda tajam  itu.  Teman-temanku polisi itu memaksa mereka untuk mengakui siapa pemiliknya.  Anak-anak itu ketakutan dan tidak ada yang mau mengakui siapa pemilik benda tajam yang bentuk sabit rumput itu.  

Keadaan mencekam karena marah-marah dan pemaksaan. Saya berbisik ke polisi yang masih mud  itu. Bisa ngak saya yang bertanya kepada mereka?. Polisi itu memperbolehkan.

Saya menenangkan atau mencairkan suasana dengan cara bicara yang lembut. Adik-adik sebetulnya tidak ada yang berencana tawuran kan?. Rencana mau meyabit rumput tadi, kan? 

Hanya karena kalian diganggu lalu kalian marah, iya kan? Betul pak, sahut salah satu anak yang terlibat tawuran itu. Terus, siapa tadi yang membawa sabit ini dari rumah untuk menyabit rumput? Saya pak, kata salah satu diantara mereka. Siapa lagi?

Mereka mengakui semua, siapa  pemilik masing-masing sabit itu. Padahal, sudah sangat lama dipaksa polisi siapa pemilik sabit itu, tidak ada yang mengakui.

Setelah kejadian itu, kami ngobrol di tempat kost bahwa  untuk mendaptkan informasi tidak harus memaksa. Tetapi, ada teknik yang baik untuk mengetahui informasi secara akurat. Teman-teman polisi yang masih muda-muda itu mengiyakan apa yang saya katakan.  

Dalam kejadian kita seharihari, jika kita memahami perilaku maka akan menolong kehidupan kita. Jika kita memahami kesukaan teman, maka dengan mudah kita menyenangkan hatinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun