Mohon tunggu...
Gurgur Manurung
Gurgur Manurung Mohon Tunggu... Konsultan - Lahir di Desa Nalela, sekolah di Toba, kuliah di Bumi Lancang Kuning, Bogor dan Jakarta

Petualangan hidup yang penuh kehangatan

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Integrasi Penanganan Covid-19 untuk Pemulihan Ekonomi

23 Juli 2020   11:28 Diperbarui: 24 Juli 2020   12:29 581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Organisasi baru biasanya gagap dalam bekerja. Organisasi yang gagap bekerja dengan menghadapi permasalahan yang extraordinary tidaklah tepat. Tetapi dengan organisasi yang sudah mapan digerakkan dengan baik, pasti hasilnya lebih baik.

Dalam konteks dibubarkannya Gugus Tugas Covid 19 yang mendesak dilakukan pemerintah adalah memandirikan rakyat yang menjadi beban negara.

Rencana food estate untuk menjawab krisis pangan tidaklah tepat. Paling tepat adalah membina rakyat yang menjadi beban negara dengan bansos dalam Bentuk Bantuan Langsung Tunai (BLT) dimandirikan. Jika mereka terus menjadi beban negara maka kemiskinan kita berkelanjutan. 

Petani yang diberikan BLT menjadikan mereka tidak kreatif bekerja. Mereka bisa saja menunggu dana BLT. 

Wacana Jokowi membuka lahan pertanian baru bersama Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tidak tepat apalagi wacana pembangunan food estate.

Jika membuka food estate, maka pertanyaanya adalah siapa yang mengerjakan, dengan teknologi apa mengerjakan dan distribusi hasilnya bagaimana? Apakah hasil food estate akan dibagi-bagi ke petani dan rakyat miskin kota?.

Mengapa tidak petani saja dioptimalkan dengan memberikan penerapan teknologi intensif, mekanisasi? Jika petani bekerja dan mandiri, keuntungannya adalah mereka tidak lagi beban negara bahkan mampu menyekolahkan anaknya dengan baik.

Mereka yang sudah terlatih akan terus menerus menghasilkan produksi pertanian. Produksi pertanian mereka diintervensi pemerintah agar memiliki nilai tambah.

Jika Jokowi membuka lahan food estate kemungkinan gagal karena tidak pengalaman dalam mengelola pertanian. Era Soeharto lahan sejuta hektar sudah gagal total. Jika diberikan kepada BUMN maka hasilnya akan bersaing dengan produk petani. Petani tidak akan sanggup bersaing dengan BUMN. 

Jika produk BUMN tidak laku, dengan mudah dijual ke Perum Bulog, bagaimana dengan produk petani? Andaikan harga produk pertanian  normal. Secara otomatis produksi pertanian meningkat.

Dalam rangka mendorong produksi pertanian, maka kebijakan yang tepat adalah jaminan harga produk pertanian dan pupuk yang tersedia. Bibit yang tersedia, pupuk dan jaminan harga secara otomatis meningkatkan produksi pertanian. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun