Mohon tunggu...
Gunung Harjanto
Gunung Harjanto Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Semangat!!!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Reuni Assalaam

12 Februari 2015   19:03 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:20 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_368434" align="aligncenter" width="300" caption="menunggu iqamah"]

14237170301386889879
14237170301386889879
[/caption]

Akhirnya azan dhuhur, speaker azan dhuhur sepertinya hanya di masjid saja, tidak di speaker luar, selepas wudhu, mikir juga. Waduh pake sandal, resiko pulang nyokor nich.. hehehee… inget ghosob. Untungnya waktu dhuhur jadi para santri pada pake sepatu. Alhamdulillah sandal aman terkendali. Komentarnya Muhammad Wahyu Prabowo, wah… dulu kalo kita sandalnya ada

[caption id="attachment_368421" align="aligncenter" width="150" caption="sandal santri putri"]

14237155811149020075
14237155811149020075
[/caption]

namanya, kadang di gembok, sandalnya swallow, saiki sandale do kickers karo sneakers ndaa…

[caption id="attachment_368423" align="aligncenter" width="300" caption="trisnojoyo khottob"]

14237158351524749090
14237158351524749090
[/caption]

Selepas sholat, bisa ketemu ustadz Qomar (dulu wali kelas 1i) dan juga ustadz Trisnojoyo Khottob (wali kelas 1h)

saya cari-cari ustadz Hamdan Harahap (wali kelas 1j) tidak ketemu, malah liat ustadz Edi S. (bukan Freddy S). Edi Suprapto, ada yang lupa menyebut Edy yang lain.. hehee… lupa.

Akhirnya setelah dhuhur, saya pamitan pada rekan-rekan karena mertua datang berkunjung, sayang belum ketemu ustadz Wulan Pintoko (keterangan pas ketemu gak pake peci!!). teman-teman akhirnya pada melanjutkan lihat-lihat pondok, dan makan siang di dapur Assalaam, kalau haus sekarang sudah tidak ada jimbeng lagi, akan tetapi ada air kran untuk diminum langsung, selain itu dapurnya juga sudah lebih baik dan pastinya bedalah (maklum, spp 2 juta).

[caption id="attachment_368439" align="aligncenter" width="300" caption="edi suprapto"]

1423717664788777646
1423717664788777646
[/caption]

[caption id="attachment_368430" align="aligncenter" width="150" caption="air minum dari kran"]

1423716707968534660
1423716707968534660
[/caption]

[caption id="attachment_368429" align="aligncenter" width="300" caption="habis makan mencuci sendiri (pak wahyu prabowo)"]

1423716506254002946
1423716506254002946
[/caption]

Ada hal yang unik, kalau dulu jaman kami sekolah bayar SPP 75 ribu selesai makan maka nampan yang dipakai di serahkan ke para tage untuk di bersihkan (tempatnya ya di dekat pintu ketika mau keluar) kalau sekarang yang bayar 2 juta, selesai makan malah mencuci sendiri nampannya, liat aja fotonya pak Prabowo sedang mencuci nampan. Hehehee…

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun