Mohon tunggu...
Guntur Widyanto
Guntur Widyanto Mohon Tunggu... Lainnya - #MembumikanImigrasi

Immigration Analyst | Communication Lecturer | Gratitude is pure happiness. Happiness is sure perfection.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bila (Tidak Sangat) Perlu, Tetap (Tunda Dulu) Urus Paspormu

18 Juni 2020   01:24 Diperbarui: 18 Juni 2020   01:22 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

"Penyebaran pandemi Covid-19 belumlah usai. Bahkan kurva penderitanya masih jauh dari kata melandai. Namun, hidup harus terus berlanjut. Sebab tidak mungkin Pemerintah membiarkan pelemahan ekonomi semakin larut..."

Kenormalan Baru (New Normal). Saat ini, istilah tersebut sedang ramai diperbincangkan. Dalam beberapa kesempatan, Presiden Republik Indonesia (RI), Joko Widodo beserta jajarannya meminta kepada masyarakat untuk mengadaptasi diri agar dapat "hidup berdampingan" dengan Covid-19. 

Hal tersebut dapat dilihat dengan mulai kembali dibukanya sejumlah perkantoran, pusat perbelanjaan hingga pelayanan di instansi pemerintahan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 dari WHO, tidak terkecuali layanan penerbitan paspor pada Direktorat Jenderal Imigrasi.

Sejak tanggal 15 Juni 2020, seluruh Kantor Imigrasi di Indonesia telah membuka antrian permohonan penerbitan paspor secara daring melalui Aplikasi "Layanan Paspor Online" maupun layanan antrian secara luring bagi pemohon paspor dengan kategori lanjut usia (lansia), ibu hamil, balita serta difabel. Namun, apabila tidak dalam keadaan sangat mendesak (perlu), sebaiknya tunda dulu permohonan paspornya. Mengapa demikian?

1. Kuota Antian yang Tersedia Masih Sangat Terbatas

Sesuai dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Imigrasi tentang Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Keimigrasian dalam Tatanan Normal Baru dijelaskan, bahwa seluruh Kantor Imigrasi di Indonesia hanya melayani permohonan penerbitan paspor dengan kuota maksimal 50 (lima puluh) persen dari kuota antrian di masa normal. 

Selain itu, ketersediaan petugas dan jumlah booth pelayanan juga dibatasi. Sebab, di masa kenormalan baru, penerapan jarak antar booth pelayanan harus diperhatikan agar dapat menerapkan physical distancing minimal 1-2 meter.

2. Prioritaskan Permohonan Paspor dalam Keadaan Mendesak

Dengan terbatasnya kuota antrian permohonan yang tersedia setiap pekannya, maka alangkah lebih baik apabila memprioritaskan penerbitan permohonan penerbitan paspor bagi pemohon dengan keperluan yang tidak dapat ditunda, seperti pemohon dalam keadaan sakit dan sangat memerlukan paspor tersebut untuk melakukan pengobatan di Luar Negari (LN), keperluan studi atau kembali menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI). 

Apabila ingin mengajukan permohonan paspor untuk keperluan berwisata, maka sebaiknya melakukan pengurusan setelah pandemi Covid-19 dinyatakan berakhir.

3. Tidak Dikenakan Denda Bagi Pemilik Paspor yang Habis Masa Berlakunya

Salah satu kekhawatiran yang sering dialami oleh masyarakat adalah adanya biaya denda yang akan dibebankan apabila paspor yang dimilikinya telah habis masa berlaku dan belum sempat untuk melakukan penggantian. 

Hal tersebut tidaklah benar, sebab Direktorat Jenderal Imigrasi telah menginformasikan melalui berbagai kanal media yang tersedia bahwa tidak terdapat ketentuan pemberian denda bagi setiap pemilik paspor yang telah habis masa berlakunya. Sehingga, penggantian paspor tetap dapat dilakukan meskipun paspor miliknya telah memasuki masa expired.

4. Patuhi Pemerintah untuk Tetap #dirumahaja

Meskipun saat ini sedang memasuki fase kenormalan baru (new normal), sebagai langkah untuk menghentikan laju pertambahan jumlah penderita Covid-19, bila tidak dalam keadaan mendesak, ada baiknya untuk tetap #dirumahaja. 

Namun, apabila memang diharuskan untuk melakukan aktivitas di luar rumah, maka setiap orang wajib menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 dengan menggunakan masker, menjaga jarak serta menghindari kegiatan yang dapat menimbulkan keramaian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun