Mohon tunggu...
guntursamra
guntursamra Mohon Tunggu... Buruh - Abdi Masyarakat

Lahir di Bulukumba Sulawesi Selatan. Isteri : Samra. Anak : Fuad, Afifah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sebab, Hanya di Jalanan Kami Berarti

12 Oktober 2020   19:43 Diperbarui: 12 Oktober 2020   19:47 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : megapolitan.kompas.com

Tatkala nurani tergadai kepentingan sampai buta, maka mungkin di jalanan tempatnya kami membuka katarak mata hati yang tertutup.

Saat kalbu tersandera konspirasi lalu tuli, relakan bila di jalanan kami meneriakkan suara ke gendang telinga yang terkatup.

Kalau kebijakan tak lagi bisa membela kebenaran di gedung-gedung ber-AC, biarkan di jalanan kami berjuang di bawah panasnya terik matahari.

Jika kekerasan adalah tontonan atas semua tuntutan, izinkan di jalanan kami mencari kelembutan atas ratusan pertanyaan yang enggan terjawab.

Apabila tirani menjadi cara memperlakukan pertiwi, restui di jalanan kami merawat dan menyembuhkan ibu yang terluka.

Sebab, hanya di jalanan kami merasa berarti dan ada. Mungkin bukan untuk didengar dan dilihat, tapi sekedar memberi bukti pada kalian bahwa nurani masih ada di dada dan jantung kami.

Sinjai, 12 Oktober 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun