Mohon tunggu...
guntursamra
guntursamra Mohon Tunggu... Buruh - Abdi Masyarakat

Lahir di Bulukumba Sulawesi Selatan. Isteri : Samra. Anak : Fuad, Afifah

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Untuk Anak Cucu Kita

3 September 2020   14:15 Diperbarui: 3 September 2020   14:24 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita satu. Kita bukanlah bagian. Aku hanya berada di tempat yang satu dan kalian di tempat yang lain. Saling melengkapi. 

Kita utuh. Kita bukanlah potongan. Aku sekedar berdiri di sisi yang satu dan kalian berdiri di sisi yang lain. Saling menyempurnakan. 

Lalu, untuk apa benci hadir, untuk siapa?

Kita eka. Kita bukanlah penggalan. Aku cuma berpijak di serpihan yang satu dan kalian di serpihan yang lain. Saling mencukupkan. 

Kita bulat. Kita bukanlah pecahan. Aku sekedar bertumpu di sudut yang satu dan kalian bertumpu di sudut yang lain. Saling menggenapkan. 

Lantas, untuk apa dengki lahir, untuk siapa?  

Kumohon, janganlah kita bercerai pada tujuan yang sama. Sebab, tanah ini masih milik kita. Bangsa ini punya kita. Jagalah ia sepenuh hati, rawat ia segenap jiwa.

Bukan untukku, pun bukan untukmu. Tapi, untuk anak cucu kita.

Sinjai, 22 Agustus 2020

Kutulis, 5 hari setelah dirgahayu bangsaku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun