Digne “"Apapun bisa terjadi. Kami akan memberi segalanya yang kami punya selama 90 menit," ucap Digne kepada L'Equipe. "Kami kebobolan empat gol di leg pertama, jadi kenapa tidak mencetak empat gol di leg kedua?" (Sumber: Detik.com 1 Maret 2017).
Iniesta “"Saya pikir kami mempunyai kemampuan untuk memberikan mereka masalah. Skor 4-0 bukanlah angka yang kecil, tetapi kami mempunyai kesempatan untuk membuat keadaan menjadi seri," (Detik.com 28 Februari).
Neymar “ "Meski kesempatan untuk lolos ke babak perempat-final cuma ada 1%, kami akan menjalaninya dengan 99% keyakinan," (Sumber:.viva.co.id 15 Februari).
PSG Bukan Merendah Tapi Takut
Nama besar Barcelona membuat respons PSG atas kemenangan besarnya menjadi kurang bermakna. PSG masih menganggap kemenangan tersebut suatu hal yang ajaib, sehingga untuk dapat lolos ke babak berikutnya, masih harus penuh kekhwatiran. Berikut kutipannnya.
Emery (pelatih PSG) “ Dalam merespon Barcelona, Unggul empat gol atas Barcelona tak membuat Paris Saint-Germain bersantai. Bermain di kandang Barca diakui bisa menghadirkan tekanan untuk timnya.
Blaise Matuidi (Pemain PSG) “ timnya menghormati Barcelona, tapi sama sekali tidak gentar apalagi takut dengan mereka.” (sumber: Detik.com 8 Maret 2017).
Julian Draxler (PSG) “ Saya tidak tahu (apakah menghadapi Barca di Camp Nou usai menang 4-0 di Parc des Princes menambah tekanan), tapi saya yakin satu hal: di atas lapangan, Barca akan menekan kami sejak menit pertama. Kami unggul empat gol, mereka akan menyerang sejak kick-off. Ini akan jadi laga sulit.
Beliefs Menjadi Pembeda
Dalam pandangan metakognisi, keyakinan (beliefs) merupakan alat kontrol yang utama untuk memerintahkan otak berpikir keras mewujudkannya. Beliefs tidak mutla dikaitkan dengan fakta historis. Jika mengacu rekor pertemuan, itu seperti mission impossibleuntuk Barca. Sebab, sepanjang sejarah,Barca belum pernah mengalahkan PSG dengan selisih lebih dari dua gol atas PSG. Beliefs tidak terkait dengan kualitas diri.
Penikmat bola pasti tahu, PSG bukanlah tim sembarangan. PSG diisi oleh pemain yang tidak kalah bagusnya dari Barcelona. PSG dilatih oleh pelatih yang tidak kalah dengan Enrique, namun beliefs tidak bisa serta merta lahir. Ia juga tidak bisa dipaksakan. Hal ini terlihat saat Wenger berusaha keras meyakinkan agar Arsenal dapat membalikkan keadaan dari kekalahan atas Muenchen. Berikut komentarnya