Mohon tunggu...
Guntur Saragih
Guntur Saragih Mohon Tunggu... -

Saya adalah orang yang bermimpi menjadi Guru, bukan sekedar Dosen atau Trainer.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Itikad Versus Minat

8 Desember 2016   16:42 Diperbarui: 8 Desember 2016   17:14 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam obrolan dengan teman sesama masa kuliah. Ada salah satu teman mengatakan bahwa mahasiswa angkatan 1998 yang dahulu di barisan terdepan demo saat reformasi sekarang ada yang bodoh dan pintar, Mereka yang pintar adalah orang-orang yang dapat mengambil kesempatan menjadi pejabat politik, sehingga memperoleh materi tertentu, sedangkan yang bodoh, jika ia tidak menjadi pejabat tertentu. Padahal, mungkin saja orang yang tidak menjabat saat ini, melakukan aksi 1998 karena semata-mata itikad, ataupun orang yang kebetulan menjabat saat ini, pada dasarnya tidak memikirkan untuk memperolehnya, jabatan tersebut diperoleh tanpa ia niatkan saat melakukan aksi demo.

Itikad tidak dapat dipaksakan, karena ia bersumberkan dari dirinya sendiri. Itikad dapat ditularkan melalui inspirasi yang ia berikan pada pihak lain. Itikad muncul sebagai perwujudan nilai-nilai yang ada di dalam diri seseorang. Pendidikan model penghargaan materil tidak akan membentuk itikad. Sekolah yang memotivasi anak didiknya agar menjadi orang sukses hanya membentuk minat, pembelajaran kebangsaan yang berorientasi pada pencapaian nilai ujian bagus justru hanya membuat minat seseorang.

Pada tanggal 2 Desember, bangsa kita telah dipertontonkan sebuah aksi yang mayoritas pelakunya didasarkan itikad. Semoga itikad tidak hanya berlaku bagi aksi 212, namun juga dapat tumbuh untuk berbagai hal yang dapat membuat negeri kita lebih baik lagi. Semoga pendidikan kewarganegaraan, pendidikan Pancasila dapat membuat pesertanya beritikad untuk menjaganya dalam perilaku, bukan sekedar hanya pernyataan dalam ucapan, atau jawaban-jawaban indah dalam tulisan di lembar ujian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun