Aplikasi perencanaan dan desain rumah yang terintegrasi dengan teknologi tepat guna mungkin merupakan satu solusi untuk mengatasi hal ini. Penggunaan rumah bambu plester telah menjadi suatu solusi bagi perumahan yang ramah lingkungan tetapi tetap terjangkau. Sebaliknya Rumah Susun yang ramah lingkungan juga dapat menjadi solusi untuk kawasan permukiman padat di perkotaan Indonesia. vi
Solusi lainnya seperti "Low Impact Development" yang mengumpulkan air hujan, mendaur ulang air serta mengolah air limbah yang sederhana juga dapat mengatasi masalah mahalnya "Green Homes." vii
Sebaga catatan, berbagai teknologi tepat guna telah diteliti oleh institusi riset dan pendidikan seperti Puslitbang Permukiman, LIPI, ITB, UGM, Univ. Katolik Soegijopranata, dan Environmental Bamboo Foundation. viii Tetapi sayangnya teknologi ini tidak berkembang karena lemahnya studi kelayakan usaha dan keengganan pengusaha properti dan suppier untuk menggunakan konsep - konsep ini.
Terakhir, dapat disimpulkan bahwa "Green Homes" tidak boleh diterapkan dengan setengah hati. Sebaliknya ada harapan untuk menerapkan "Sustainable and Affordable Homes" jika semua pihak mau menggunakan konsep "Low Cost, Low Technology, Low Negative Impact Development" atau "Biaya Murah, Teknologi Sederhana dan Berdampak Positif terhadap Lingkungan."
i WCED, (1987). Our Common Future: Report of the World Commission on Environment and Development, Chapter 2, Towards Sustainable Development, sumber: www.un-documents.net
http://greenhomeguide.com/askapro/topic/12
iiihttp://www.uia-architectes.org/image/PDF/COP15/COP15_Declaration_EN.pdf
iv Ibid. http://www.uia-architectes.org/image/PDF/COP15/COP15_Declaration_EN.pdf
v http://www.jakartagardencity.com/pdf/Jan2010_05.pdf
vi Tanuwidjaja, Gunawan, Mustakim, Maman Hidayat, Sudarman, Agus, Integrasi Kebijakan Perencanaan dan Desain Rumah Susun yang Berkelanjutan, dalam Konteks Pembangunan Kota yang Berkelanjutan, dipresentasikan pada Seminar Nasional Apartemen Bersubsidi, Jurusan Teknik Sipil, UK Maranatha, 2009