Mohon tunggu...
Gun Gun Malisuwarna Gumelar
Gun Gun Malisuwarna Gumelar Mohon Tunggu... Guru - SD Negeri 1 Rajamandalakulon - Bandung Barat

Good education produces a noble civilization

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pandangan Konstruktif terhadap Siswa dalam Proses Pembelajaran

2 November 2021   11:13 Diperbarui: 2 November 2021   11:24 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Anak memiliki pribadi yang unik. Yang sepintas memiliki kesamaan-kesamaan secara umum dalam proses perkembangan yang dialaminya, adanya ragam individual dalam perkembangan sang anak dapat terjadi setiap waktu. Dikarenakan, perkembangan itu sendiri berproses melalui perubahan kompleks yang melibatkan berbagai faktor yang saling mempengaruhi, sehingga pribadi anak yang unik itu tumbuh dengan cara dan proses masing-masing.

Namun ada kalanya anak dianggap sebagai objek yang dapat kita ubah dan atur pribadi uniknya itu menyalahi kodrat alam yang telah Tuhan anugerahkan. Anak digiring ke dalam sebuah aturan dogmatis semu yang cenderung memberangus hak-hak anak yang sebetulnya mereka dapat merdeka dengan kemampuan dan kodrat yang dimilikinya itu.

Ada beberapa anggapan dengan apa yang dipercayai selama ini terhadap anak di kelas/sekolah di antaranya,

1. Selama ini anak dianggap sebagai objek pembelajaran yang terkurung dalam tata aturan yang tidak memihak kodrat anak, dan apabila mereka melakukan kesalahan berujung hukuman fisik bahkan psikis.

2. Anak diperlakukan sebagai objek pembelajaran yang sebetulnya menempatkan mereka sebagai siswa pasif.

3. Guru adalah subjek dan pusat pembelajaran. Proses pembelajaran cenderung berjalan satu arah dari guru ke anak, seakan-akan guru adalah satu-satunya sumber pengetahuan dan pengendali utama pembelajaran.

4. Anak dianggap pintar dan berhasil jika mendapatkan nilai pengetahuan yang besar. Dengan pola penilaian seperti ini anak akan selalu dijadikan objek yang tidak dirangsang untuk tumbuh keterampilannya serta kemampuan kreatif berdasar kodratnya.

5. Anak hanya sebagai bagian dari komunitas belajar di sekolah saja. Mereka sedikit mendapatkan waktu belajar di rumah dan di masyarakat.

Dari beberapa hal tersebut, secara pribadi saya berpandangan bahwa ada sesuatu yang sepatutnya diperbaiki dan dirubah perihal pemikiran maupun perilaku kita terhadap siswa, di antaranya,

1. Anak harus dijadikan subjek pembelajaran yang tertata dalam tata aturan sesuai kodratnya, yang mana apabila mereka melakukan kesalahan diberikan motivasi dan dorongan untuk lebih baik lagi.

2. Anak sebagai subjek pembelajaran yang dirangsang, dipupuk untuk menempatkan mereka sebagai siswa aktif, visioner, progresif, kolaboratif, komunikatif yang dibalut dalam 6 profil pelajar pancasila, beriman bertakwa berakhlak mulia, berkebhinekaan global, nalar kritis, kreatif, gotong royong, dan mandiri.

3. Guru adalah fasilitator pembelajaran, yang menjembatani serta sebagai media penghubung siswa dengan sumber-sumber pembelajaran yang membantu proses pembelajaran.

4. Anak memiliki kemampuan berbeda-beda dengan ragam potensinya masing-masing. Berhasil tidaknya sebuah pembelajaran bukan diukur dari nilai yang diraih anak. Namun proses dan pengalamanlah yang akan membentuk hasil pembelajaran itu sesuai kodrat dan potensinya. Guru pun harus mampu menumbuhkan potensi yang sebetulnya telah diberikan Tuhan dalam kodratnya itu untuk ditumbuhkembangkan baik itu sisi spiritual, sikap sosial, pengetahuan maupun keterampilannya.

5. Anak sebagai bagian dari komunitas alam raya, di mana anak berada disitulah mereka akan terlibat dalam proses dan pengalaman pembelajaran. Guru pun harus terlibat aktif dalam tindakan nyata di masyarakat. Karena anak-anak kelak akan menjadi bagian yang terintegrasi dalam masyarakatnya sebagai subjek vital yang saling bersimbiosis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun