Namun, keputusan ini bisa berdampak buruk bagi reputasi PDIP sebagai partai nasionalis. Pilihan ini bisa dianggap mengkhianati prinsip-prinsip nasionalisme dan pluralisme yang selama ini menjadi fondasi partai. Selain itu, langkah ini bisa memicu konflik internal dalam partai, terutama di antara kader-kader yang lebih mendukung Ahok atau yang berpegang teguh pada ideologi partai.
Strategi ini juga bisa dilihat sebagai upaya PDIP untuk melawan pengaruh Jokowi, yang selama ini menjadi tokoh sentral dalam partai dan di pemerintahan. Dengan memilih Anies, PDIP mungkin ingin menunjukkan bahwa mereka bisa berdiri sendiri dan tidak selalu harus mengikuti arah yang ditetapkan oleh Jokowi.
Implikasi Jangka Panjang: Masa Depan PDIP
Memilih Anies bisa berisiko besar bagi PDIP dalam jangka panjang. Keputusan ini bisa mengalienasi basis pendukung PDIP yang lebih nasionalis dan pluralis. Mereka mungkin merasa dikhianati dan beralih mendukung partai lain yang lebih konsisten dengan nilai-nilai yang mereka anut. Selain itu, keputusan ini juga bisa memecah suara di internal PDIP, yang akhirnya melemahkan kekuatan partai dalam pemilu mendatang.
Untuk tetap relevan dan menjadi pilihan utama rakyat Indonesia, PDIP perlu mempertimbangkan langkah-langkah yang lebih strategis. Memilih kandidat dengan rekam jejak yang kuat dalam memajukan visi partai adalah salah satu alternatif yang dapat diambil. PDIP juga harus memperkuat komunikasi politiknya dengan basis massa yang lebih luas, tanpa mengorbankan prinsip-prinsip ideologis yang menjadi fondasi partai.
Memilih Anies sebagai calon gubernur Jakarta bisa menjadi langkah pragmatis bagi PDIP, namun langkah ini juga bisa mengancam posisi ideologis partai. Apakah ini adalah pilihan yang tepat atau justru menjadi awal dari penurunan PDIP sebagai partai besar? Keputusan ini harus dipertimbangkan dengan matang, dengan mempertimbangkan baik keuntungan jangka pendek maupun dampak jangka panjang bagi partai.***MG
_________
Referensi:
KompasÂ
 - "Dinamika Politik Pilkada DKI Jakarta 2017", Kompas, 12 April 2017, Hal. 3.
  - "PDIP dan Nasionalisme dalam Pilkada", Kompas, 22 Februari 2024, Hal. 6.